Pemasungan Berdampak Buruk

 http://static.inilah.com/data/berita/foto/1788074.jpg
Pemasungan orang dengan gangguan jiwa berat memperburuk kondisi fisik dan kejiwaan. Lingkungan tak sehat akibat aktivitas hidup di satu tempat membuat penderita rentan penyakit lain.
”Penderita gangguan jiwa berat (skizofrenia) harus dapat terapi obat-obatan dan dukungan penuh keluarga,” kata Guru Besar Kedokteran Jiwa Universitas Airlangga Hendy Muagiri Margono saat dihubungi dari Jakarta, Sabtu (8/10). Kemunduran kondisi kejiwaan penderita terlihat dari perilaku menarik diri dari lingkungan, hidup di dunianya, berbicara sendiri, hingga tak kenal lagi orang yang dulu dekat.
Selain terapi obat, keluarga perlu memanusiakan penderita. Pada tingkat tertentu, penderita harus diajar mandiri, seperti makan, cuci piring, mandi, hingga sosialisasi dengan orang lain.
Penyakit susulan
Penyakit penyerta yang muncul akibat pemasungan umumnya terkait kebersihan. Hampir seluruh aktivitas orang yang dipasung, termasuk buang air, di tempat yang sama. Pola makan pun umumnya tak sehat sehingga mengurangi daya tahan tubuh.
Kementerian Kesehatan menduga ada 20.000 penderita gangguan jiwa berat dipasung di Indonesia karena keluarga malu dan khawatir orang lain terluka.
Menurut dosen Psikologi Klinis Universitas Gadjah Mada Subandi, pemasungan dibolehkan jika penderita membahayakan orang lain. Di rumah sakit, kaki penderita kadang dirantai atau pasien dikucilkan di ruang isolasi. ”Masyarakat sering salah kaprah dengan memasung terus-menerus. Sikap agresif penderita tak selamanya,” tegasnya.
Saat agresivitas muncul, terapi obat jadi penting. Saat agresivitas penderita hilang dan dalam kendali obat-obatan, diperlukan peran psikolog dan keluarga.
Kenali gejala
Skizofrenia terjadi akibat penderita tak mengenal realitas. Gejalanya sering disertai halusinasi, tak kenal diri sendiri, bicara sendiri, hingga tertawa sendiri.
Penyakit ini umumnya diturunkan dan muncul saat remaja. Risiko dapat ditekan dengan membekali anak-anak cara mengendalikan emosi agar saat stres atau pikiran berat mereka mampu mengatasi.
Menurut Hendy, skizofrenia sebenarnya bisa disembuhkan. Namun, umumnya hanya sepertiga penderita yang sembuh normal. Sepertiga lainnya sembuh secara sosial, bisa bergaul dengan sesama meski untuk hal tertentu harus disuruh, sementara sepertiga sisanya sering kambuh.
”Kesembuhan dan kekambuhan penderita skizofrenia sangat ditentukan dukungan emosi keluarga,” kata Subandi. Kini, Jamkesmas menyediakan obat-obat bagi penderita skizofrenia di puskesmas.

Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment