VIVAnews – Suatu memo diplomatik Amerika Serikat (AS) yang bocor di WikiLeaks mengungkapkan komunikasi antara pihak intelijen Singapura dan Australia. Mereka diketahui membicarakan masalah sodomi yang menjerat mantan deputi perdana menteri yang kini menjadi pemimpin oposisi di Malaysia, Anwar Ibrahim.
Bocoran memo belum dimuat langsung di laman WikiLeaks, namun, kabarnya, informasi itu dikirim ke grup media Australia, Fairfax, dan, kabarnya, dimuat di Sun Herald, Minggu 12 Desember 2010. Kabar itu akhirnya turut mendapat perhatian luas di media massa Malaysia dan Singapura.
Menurut sejumlah memo yang dikirim mulai November 2008, disebutkan bahwa pihak intelijen Singapura dan Australia memberikan penilaian mereka atas kasus sodomi yang tengah menjerat Anwar dan sedang diproses di pengadilan. Mantan Perdana Menteri Singapura, Lee Kuan Yew, juga disebut-sebut terlibat dalam komunikasi itu.
"Pihak Australia mengatakan bahwa dinas intelijen Singapura dan [mantan Perdana Menteri] Lee Kuan Yew berkata kepada ONA [Office of National Assessment - institusi pemerintah Australia] dalam komunikasi mereka bahwa pemimpin oposisi Anwar 'memang melakukan perbuatan yang saat ini didakwakan kepada dirinya,'" tulis memo yang dikutip Fairfax.
Anwar tengah menjalani pengadilan terkait kasus sodomi yang diadukan mantan asistennya, Mohamad Saiful Bukhari Azlan–yang mengaku sebagai korban. Namun, Anwar, pemimpin oposisi berusia 63 tahun, dalam berbagai kesempatan selalu membantah tuduhan itu. Bila terbukti bersalah, Anwar bisa dijatuhi hukuman 20 tahun penjara.
No comments:
Post a Comment