Final Piala AFF 2010, Potensil Konflik

Final Piala AFF 2010, Potensil Konflik - Partai final AFF 2010 ini sarat dengan gengsi dan emosi dimana pada partai final mempertemukan musuh bebuyutan yaitu Indonesia Vs Malaysia. Tidak hanya disepakbola, kedua negara bertetanga ini sering menjadi rival dibidang lainnya, bahkan sejarah mencatat kedua negara peranh terjadi aksi konfrontasi yang lebih kita kenal dengan "Ganyang Malaysia".

Pada ajang piala aff 2010 ini, dua tim yang beruntung itu adalah Indonesia dan Malaysia. Sebelumnya kedua tim pada babak penyisihan berada dalam satu group B dan sukses melaju kebabak semifinal, Indonesia sebagai juara dan malaysia sebagai runner up group.

Pada babak semifinal sistem kandang tandang (home away), Indonesia sukses mengalahkan Filipina sebagai Runner Up group A  dengan agregat 2-0 ( 0-1, 1-0) , sedangkan  Malaysia mengalahkan Vietnam sebagai juara group A dengan agregat 2-0 (2-0, 0-0).

Pada babak penyisihan di Stadion Gelora bung Karno, Indonesia menganyang malaysia dengan skor telak 5-1, yang membuat Firman utina dan kawan-kawan mendapatkan apresiasi yang sangat luar biasa dari masyarakat Indonesia. dukungan yang begitu besar dari rakyat Indonesia dibalas oleh Timnas dengan memerikan sebagai Predikat Tim belum terkalahkan sampai babak Final ini.

Diatas kertas Timnas lebih diunggulkan, karena sebelumnya telah mengalahkan Malaysia pada babak penyisihan, namun apakah hal itu dapat terulang di partai final ini ?

sebagai rakyat Indonesia kita tentunya semua berharap agar Tim Merah Putih dapat menjadi juara, akan tetapi hal itu tidak akan diberikan dengan mudah oleh Malaysia, bahkan Malaysia bertekad balas dendam atas kekalahan  sebelumnya.Rasa optimis itu bukan tidak beralasan, dimana pada semifinal malaysia berhasil menumbangkan raksasa Sepakabola Asean vietnam dengan skor meyakinkan.

Final leg pertama akan diadakan di Malaysia, artinya selama ajang kompetisi Piala AFF 2010 ini Timnas indonesia baru pertama kali ini akan bermain diluar stadion Gelora Bung Karno, Mampukah Firman utina dkk bermain maksimal dibawah tekanan pendukung malaysia ?

Malaysia sudah membuktikan bahwa mereka juga jago dikandang dengan membuat terkapar dengan skor 2-0, artinya bahwa pendukung juga sangat mempengaruhi irama permainan. Indonesia sangat beruntung Stadion di Filipina tidak ada yang memenuhi syarat FIFA untuk penyelengaaran pertandingan Indonesia VS Filipina di Filipina sehingga Filipina harus menjamu Tim Indonesia di Stadion Gelora Bung karno, jika ada mungkin situasinya akan berbeda saat ini.

Untuk Final pertama Malaysia menyediakan jatah tiket untuk pendukung Indonesia sekita 15.000 orang, artinta hanya 10 % dari  penonton yang ada di Stadion GBK, artinya bahwa pendukung malaysia akan jauh lebih banyak, dan hampir dipastikan bahwa tiket akan habis terjual karena partai ini partai sarat gengsi dan emosi bagi kedua negara sehingga para pendukungnya akan siap menyisihka waktu dan uangnya untuk mendukung negaranya masing-masing.

Stadioan dimana partai final diadakan akan menjadi arena "pertempuran" dua tim terbaik AFF 2010 dan juga pertempuran Nasionalisme pendukung kedua masing-masing negara, sehingga tidak hanya pemain yang akan berlagai dilapangan hijau, namun juga perang terjadi diatas tribun penonton.

Partai Final ini menurut Pemuda Indonesia Baru, akan sangat menegangkan dan akan berpontesial ricuh bila kedua kubu tidak dapat menahan diri, sehingga perlu pengamanan yang ekstra ketat dari pihak keamanan, karena selain sejarah hubungan malaysia dan Indonesia kurang baik pemicu kericuhan bisa juga sengaja dikonflikan oleh negara-negara yang memiliki kepentingan Malaysia dan Indonesia tidak harmonis.

Pemuda Indonesia Baru berharap, agar para pemain kedua tim menukjukan fair Play sehingga emosi penonton dapat diminimalkan, begitu juga para penonton agar kiranya lebih melihat ini pertandingan olah raga bukan harga diri bangsa, dan kepada pihak penyelenggara agar kiranya lebih memperhatikan keamaanan. Selamat bertanding, Garuda didadaku, Indonesia kebangganku. (don)

Artikel Terkait Opini

No comments:

Post a Comment