MantapNews.blogspot.com - Sekira 50 ekor gajah kembali merusak puluhan hektare perkebunan kelapa sawit yang ditanami warga, di Desa Pauh Ranap, Kecamatan Peranap, Kabupaten Inhu, Riau.
Warga yang ketakutan mencoba menghalau, namun hewan raksasa ini tidak takut karena sebelumnya itu merupakan daerah kekuasaannya yang 'dicaplok' manusia.
Kepala Wilayah Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Inhu Edi Susanto mengatakan, puluhan gajah yang datang ke lokasi itu merupakan satu dari sembilan kelompok atau kantong gajah yang sedang melakukan perjalanan.
“Daerah itu merupakan kawasan korservasi satwa gajah. Jadi yang salah adalah warga, karena melakukan penanam sawit di tempat itu,” kata Edy kepada okezone, Senin (20/9/2010).
Dia mengatakan, sifat umum gajah adalah selalu berkelana untuk mencari sumber makanan. Dan suatu saat, dipastikan mereka akan kembali lagi ke wilayah jelajah yang pernah di lewati satwa bergading itu.
“Yang terjadi, setelah gajah kembali dilihatnya kawasanya telah berubah menjadi perkebunan sawit. Jadi dia pun merusak tanaman itu. Lagi pula satwa itu memang suka dengan kelapa sawit sebagai makanan penambah gizinya,” ujarnya.
Sementara Camat Peranap Hariyandi mengatakan, gajah itu sudah memasuki kawasan pemukiman dan perkebunan penduduk sejak 18 Sebtember lalu. Kejadian gajah meresahkan warga ini merupakan yang kesekian kalinya. Namun warga tidak bisa berbuat banyak, karena sebelumnya tempat tersebut kawasan kantong gajah.
“Kita tidak bisa berbuat banyak dengan kehadiran gajah. Walau warga telah berupaya menghalau dengan membuat api unggun atau pun membuat bunyi-buyian, nampaknya itu tidak cukup membuat gajah pergi. Kita berharap semua pihak bisa menyelesaikan konflik manusia dengan gajah ini,” pintanya.
(teb)
Warga yang ketakutan mencoba menghalau, namun hewan raksasa ini tidak takut karena sebelumnya itu merupakan daerah kekuasaannya yang 'dicaplok' manusia.
Kepala Wilayah Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Inhu Edi Susanto mengatakan, puluhan gajah yang datang ke lokasi itu merupakan satu dari sembilan kelompok atau kantong gajah yang sedang melakukan perjalanan.
“Daerah itu merupakan kawasan korservasi satwa gajah. Jadi yang salah adalah warga, karena melakukan penanam sawit di tempat itu,” kata Edy kepada okezone, Senin (20/9/2010).
Dia mengatakan, sifat umum gajah adalah selalu berkelana untuk mencari sumber makanan. Dan suatu saat, dipastikan mereka akan kembali lagi ke wilayah jelajah yang pernah di lewati satwa bergading itu.
“Yang terjadi, setelah gajah kembali dilihatnya kawasanya telah berubah menjadi perkebunan sawit. Jadi dia pun merusak tanaman itu. Lagi pula satwa itu memang suka dengan kelapa sawit sebagai makanan penambah gizinya,” ujarnya.
Sementara Camat Peranap Hariyandi mengatakan, gajah itu sudah memasuki kawasan pemukiman dan perkebunan penduduk sejak 18 Sebtember lalu. Kejadian gajah meresahkan warga ini merupakan yang kesekian kalinya. Namun warga tidak bisa berbuat banyak, karena sebelumnya tempat tersebut kawasan kantong gajah.
“Kita tidak bisa berbuat banyak dengan kehadiran gajah. Walau warga telah berupaya menghalau dengan membuat api unggun atau pun membuat bunyi-buyian, nampaknya itu tidak cukup membuat gajah pergi. Kita berharap semua pihak bisa menyelesaikan konflik manusia dengan gajah ini,” pintanya.
(teb)
No comments:
Post a Comment