MantapNews.blogspot.com - Sejak pensiun pada usia 60 tahun, yaitu empat tahun yang lalu, saya mulai merasakan perubahan pada kebiasaan tidur saya. Siang hari saya mudah mengantuk. Jika menonton TV atau membaca buku sekitar setengah jam biasanya saya sudah tertidur. Namun, malam hari saya susah tidur. Kalaupun tidur, biasanya sekitar empat jam saja.
Saya memang menderita penyakit diabetes sehingga biasanya saya bangun malam hari dua kali untuk berkemih. Kegiatan saya sejak pensiun memang banyak di rumah. Biasanya pagi saya bangun, shalat subuh, dan berjalan kaki sekeliling rumah. Setelah sarapan, saya membereskan kebun sampai sekitar pukul 10.00 pagi. Setelah itu membaca atau menulis. Saya sedang menulis kenangan-kenangan hidup, bukan untuk diterbitkan, melainkan hanya untuk kenangan bagi anak dan cucu-cucu saya. Sehabis makan siang, saya biasanya tidur siang pukul 14.00 sampai 16.00, setelah itu mandi dan menonton televisi.
Malam hari saya juga menonton televisi atau membaca sampai pukul 22.00. Setelah itu saya masuk tempat tidur. Istri saya telah meninggal dua tahun yang lalu. Saya hanya di rumah dengan anak bungsu saya dan pembantu rumah tangga. Malam hari saya rata-rata tidur 3-4 jam. Ini membuat saya gelisah dan tak tahu apa yang harus dikerjakan. Biasanya saya coba shalat malam dan berzikir, tetapi sering kali saya merasa gelisah karena ada keinginan untuk tidur, tetapi tak ada rasa mengantuk.
Apakah gangguan tidur saya ini disebabkan oleh usia atau karena penyakit diabetes yang saya derita. Penyakit diabetes ini saya derita sejak berumur 48 tahun, Namun, dengan mengendalikan makanan, nilai gula darah saya dapat terkendali. Menurut dokter, kondisi jantung, mata, dan ginjal saya cukup baik.
Menurut teman-teman seumur saya, mereka juga mengalami proses serupa, kurang tidur di malam hari. Apakah hal ini memang biasa pada usia lanjut. Dapatkah gangguan tidur pada orang berusia lanjut diperbaiki? Terima kasih atas penjelasan dokter.
(M di J)
Jawaban
Keluhan gangguan tidur pada usia lanjut memang kurang mendapat perhatian. Acap kali kondisi tersebut dianggap wajar sehingga penderita tak mengeluh kepada dokter. Bahkan, cukup sering setelah terdiagnosis, kondisi ini tidak mendapat pertolongan yang memadai karena tidak dianggap sebagai persoalan yang penting. Gangguan tidur dapat memengaruhi kualitas hidup orang yang berusia lanjut sehingga seharusnya keluhan ini mendapat perhatian. Dengan kerja sama yang baik antara dokter dan pasien, cukup banyak penderita yang dapat mengatasi keluhan tidur.
Gangguan tidur pada usia lanjut memang lebih sering terjadi dibandingkan dengan kelompok dewasa muda. Gangguan tidur pada usia lanjut bukan hanya dipengaruhi oleh usia itu sendiri, melainkan juga dipengaruhi oleh penyakit (jantung, neurologi, paru, dan sendi), serta obat-obat yang digunakan. Selain insomnia (susah tidur), gangguan tidur juga dapat berupa gerakan ekstremitas periodik, gerakan kegelisahan kaki.
Para pakar membagi gangguan tidur menjadi insomnia (susah tidur), hipersonia (terlalu banyak tidur), dan tidur dengan gerakan-gerakan. Pada usia lanjut, diperlukan waktu berbaring yang lebih lama untuk tertidur dan waktu tidurnya lebih pendek.
Makanan berat
Untuk mengatasi gangguan tidur, diperlukan pemahaman mengenai kebiasaan hidup yang sehat dan perilaku tidur yang baik (sleep hygiene). Hindari makanan berat sebelum tidur. Konsumsilah makanan ringan, seperti pisang dan juga susu. Hindari minuman yang mengandung alkohol, kafein, dan juga jangan merokok. Batasi juga asupan cairan pada malam hari untuk mengurangi bangun untuk berkemih.
Usahakan jadwal bangun dan tidur secara teratur. Tidur siang jangan lama, cukup sekitar 30 menit. Latihan jasmani amat dianjurkan. Latihan tersebut dilakukan jangan terlalu dekat dengan waktu tidur, tetapi sekitar empat jam sebelumnya. Ciptakan lingkungan tidur (kamar tidur) yang mendukung. Lampu jangan terlalu terang, jangan terlalu banyak suara dan sebagainya. Sebaiknya tempat tidur hanya digunakan untuk tidur. Membaca atau menonton televisi sebaiknya dilakukan tidak di atas tempat tidur.
Jika upaya ini tidak menolong, maka sebaiknya berkonsultasi dengan dokter. Mungkin diperlukan obat untuk membantu mengatasi gangguan tidur Anda. Saya rasa usaha Anda untuk menulis buku kenangan merupakan usaha yang baik. Banyak pengalaman hidup yang dapat Anda bagi dengan keluarga, anak, dan cucu. (sumber kompas.com)
dr Samsuridjal Djauzi
Saya memang menderita penyakit diabetes sehingga biasanya saya bangun malam hari dua kali untuk berkemih. Kegiatan saya sejak pensiun memang banyak di rumah. Biasanya pagi saya bangun, shalat subuh, dan berjalan kaki sekeliling rumah. Setelah sarapan, saya membereskan kebun sampai sekitar pukul 10.00 pagi. Setelah itu membaca atau menulis. Saya sedang menulis kenangan-kenangan hidup, bukan untuk diterbitkan, melainkan hanya untuk kenangan bagi anak dan cucu-cucu saya. Sehabis makan siang, saya biasanya tidur siang pukul 14.00 sampai 16.00, setelah itu mandi dan menonton televisi.
Malam hari saya juga menonton televisi atau membaca sampai pukul 22.00. Setelah itu saya masuk tempat tidur. Istri saya telah meninggal dua tahun yang lalu. Saya hanya di rumah dengan anak bungsu saya dan pembantu rumah tangga. Malam hari saya rata-rata tidur 3-4 jam. Ini membuat saya gelisah dan tak tahu apa yang harus dikerjakan. Biasanya saya coba shalat malam dan berzikir, tetapi sering kali saya merasa gelisah karena ada keinginan untuk tidur, tetapi tak ada rasa mengantuk.
Apakah gangguan tidur saya ini disebabkan oleh usia atau karena penyakit diabetes yang saya derita. Penyakit diabetes ini saya derita sejak berumur 48 tahun, Namun, dengan mengendalikan makanan, nilai gula darah saya dapat terkendali. Menurut dokter, kondisi jantung, mata, dan ginjal saya cukup baik.
Menurut teman-teman seumur saya, mereka juga mengalami proses serupa, kurang tidur di malam hari. Apakah hal ini memang biasa pada usia lanjut. Dapatkah gangguan tidur pada orang berusia lanjut diperbaiki? Terima kasih atas penjelasan dokter.
(M di J)
Jawaban
Keluhan gangguan tidur pada usia lanjut memang kurang mendapat perhatian. Acap kali kondisi tersebut dianggap wajar sehingga penderita tak mengeluh kepada dokter. Bahkan, cukup sering setelah terdiagnosis, kondisi ini tidak mendapat pertolongan yang memadai karena tidak dianggap sebagai persoalan yang penting. Gangguan tidur dapat memengaruhi kualitas hidup orang yang berusia lanjut sehingga seharusnya keluhan ini mendapat perhatian. Dengan kerja sama yang baik antara dokter dan pasien, cukup banyak penderita yang dapat mengatasi keluhan tidur.
Gangguan tidur pada usia lanjut memang lebih sering terjadi dibandingkan dengan kelompok dewasa muda. Gangguan tidur pada usia lanjut bukan hanya dipengaruhi oleh usia itu sendiri, melainkan juga dipengaruhi oleh penyakit (jantung, neurologi, paru, dan sendi), serta obat-obat yang digunakan. Selain insomnia (susah tidur), gangguan tidur juga dapat berupa gerakan ekstremitas periodik, gerakan kegelisahan kaki.
Para pakar membagi gangguan tidur menjadi insomnia (susah tidur), hipersonia (terlalu banyak tidur), dan tidur dengan gerakan-gerakan. Pada usia lanjut, diperlukan waktu berbaring yang lebih lama untuk tertidur dan waktu tidurnya lebih pendek.
Makanan berat
Untuk mengatasi gangguan tidur, diperlukan pemahaman mengenai kebiasaan hidup yang sehat dan perilaku tidur yang baik (sleep hygiene). Hindari makanan berat sebelum tidur. Konsumsilah makanan ringan, seperti pisang dan juga susu. Hindari minuman yang mengandung alkohol, kafein, dan juga jangan merokok. Batasi juga asupan cairan pada malam hari untuk mengurangi bangun untuk berkemih.
Usahakan jadwal bangun dan tidur secara teratur. Tidur siang jangan lama, cukup sekitar 30 menit. Latihan jasmani amat dianjurkan. Latihan tersebut dilakukan jangan terlalu dekat dengan waktu tidur, tetapi sekitar empat jam sebelumnya. Ciptakan lingkungan tidur (kamar tidur) yang mendukung. Lampu jangan terlalu terang, jangan terlalu banyak suara dan sebagainya. Sebaiknya tempat tidur hanya digunakan untuk tidur. Membaca atau menonton televisi sebaiknya dilakukan tidak di atas tempat tidur.
Jika upaya ini tidak menolong, maka sebaiknya berkonsultasi dengan dokter. Mungkin diperlukan obat untuk membantu mengatasi gangguan tidur Anda. Saya rasa usaha Anda untuk menulis buku kenangan merupakan usaha yang baik. Banyak pengalaman hidup yang dapat Anda bagi dengan keluarga, anak, dan cucu. (sumber kompas.com)
dr Samsuridjal Djauzi
No comments:
Post a Comment