Jadi Infertilitas adalah ketidakmampuan sepasang suami istri untuk memiliki keturunan dimana wanita belum mengalami kehamilan setelah menikah 1 tahun dan aktif dlm seksual tanpa menggunakan kontrasepsi.
Bila pasangan sulit memiliki anak, di masyarakat kita seringkali yang paling disalahkan adalah pihak istri. Meskipun tuduhan itu tidak selalu benar, tetapi memang risiko infertilitas pada wanita dua kali lipat infertilitas pada pria. Sekitar 40 persen ketidakmampuan pasangan untuk memiliki keturunan disebabkan oleh pihak istri. Sementara, hanya 20 persen yang disebabkan ketidakmampuan suami.
Berikut adalah beberapa penyebab utama infertilitas wanita:
Nyeri haid :
Nyeri saat haid disebut dismenore, berasal dari kontraksi rahim, yg dikelompokkan menjadi dua, yaitu dismenore primer yaitu nyeri haid yg biasa dialami wanita normal yang menstruasi (biasanya dismenore primer timbul pada masa remaja, yaitu sekitar 2-3 tahun setelah menstruasi pertama dan akan menghilang dgn sendirinya seiring pertambahan usia)
dan dismenore sekunder yang dialami wanita penderita kelainan/penyakit tertentu (apabila dari awal taun pertama anda haid merasakan nyeri dan berlangsung terus menerus hingga saat ini, bisa jadi itu adalah dismenore sekunder)
Keputihan :
Keputihan pun ada dua, keputihan fisiologis (normal) dan patologis (penyakit)
Fisiologis apabila keputihannya tidak di sertai perubahan warna, gatal2 dan bau tak sedap dan biasa di alami sebelum atau sesudah menstruasi
Patologis apabila menimbulkan gatal2, bau tak sedap,iritasi, dsb
Siklus Haid yg tdk teratur:
Haid adalah suatu proses pembersihan rahim terhadap pembuluh darah, kelenjar dan sel-sel yang tidak terpakai karena tidak adanya pembuahan atau kehamilan, dan siklus haid yg tdk teratur tersebut dapat menyebabkan darah tertahan di rahim dan memicu timbulnya KISTA
Tuba Falopi Tersumbat atau Rusak :
Kerusakan ini biasanya disebabkan oleh salpingitis (peradangan tuba falopi). Selain membuat sulit hamil, salpingitis juga dapat menyebabkan kehamilan di luar kandungan (ektopik).
Endometriosis :
Endometriosis adalah pertumbuhan abnormal jaringan implan di luar uterus, yang normalnya hanya tumbuh di uterus.
Kelainan Hormon :
Kekurangan hormon lutein dan hormon perangsang folikel dapat menyebabkan sel telur tidak dapat dilepaskan (ovulasi).
Tumor Pituitari :
Tumor yang biasanya jinak ini dapat merusak sel-sel pelepas hormon di kelenjar pituitari yang membuat siklus menstruasi terhenti pada wanita atau produksi sperma menurun pada pria.
Kelebihan Prolaktin (Hiperprolaktinemia):
Prolaktin adalah hormon yang merangsang produksi ASI. Kelebihan hormon prolaktin dapat mengganggu ovulasi. Bila seorang wanita banyak mengeluarkan ASI meskipun tidak sedang menyusui, kemungkinan dia menderita hiperprolaktinemia.
Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) :
Sindroma ini ditandai banyaknya kista ovarium dan produksi androgen (hormon laki-laki) berlebihan, terutama testosteron. Akibatnya, sel telur sulit matang dan terjebak di folikel (tidak ovulasi).
Menopause Prematur :
Menopause prematur terjadi bila wanita berhenti menstruasi dan folikel ovariumnya menyusut sebelum usia 40 tahun. Kelainan imunitas, radioterapi, kemoterapi dan merokok dapat memicu kelainan ini.
Tumor Rahim (Uterine Fibroids) :
Tumor jinak di dinding rahim ini sering dijumpai pada wanita usia 30-40 tahun. Tumor ini dapat menyebabkan infertilitas bila menghalangi tuba falopi dan perlekatan telur yang sudah dibuahi di dinding rahim.
Adesi :
Adesi (adhesion) adalah sekelompok jaringan skar yang saling berkait sehingga menyatukan dua permukaan organ yang normalnya saling terpisah. Adesi yang melibatkan tuba falopi karena infeksi atau pembedahan dapat menghalangi fungsi ovarium dan tuba falopi.
Kelainan Kelenjar Tiroid :
Kelainan ini menyebabkan kelebihan atau kekurangan hormon tiroid yang mengacaukan siklus menstruasi.
Kelainan Anatomi Bawaan :
Kelainan bawaan pada organ reproduksi dapat menyebabkan infertilitas. Kelainan yang disebut Mullerian agenesis ditandai dengan tidak berkembangnya vagina atau rahim. Wanita dengan kelainan ini masih dapat punya anak melalui bayi tabung dengan “menyewa” rahim wanita lain.
Merokok :
Merokok dapat membahayakan ovarium dan mengurangi jumlah/kualitas sel telur. Riset menunjukkan wanita perokok cenderung mengalami menopause lebih awal.
Stres :
Neurotransmiter (pengirim pesan kimiawi) bekerja di kelenjar hipotalamus untuk mengendalikan hormon-hormon reproduksi dan stres. Tingkat hormon stres yang tinggi dapat mengganggu sistem reproduksi.
Terlalu Kurus atau Terlalu Gemuk :
Wanita yang terlalu kurus, misalnya para atlet maraton atau penderita anorexia, dapat kehilangan fungsi reproduksinya. Kegemukan dapat menyebabkan infertilitas dengan berbagai cara. Policystic ovarian sydrome (PCOS), misalnya, lebih sering terjadi pada wanita yang kegemukan.
Faktor Lingkungan :
Herbisida, pestisida, limbah industri dan polusi lainnya dapat mempengaruhi fertilitas. Phtalate, zat kimia untuk melunakkan plastik, diduga dapat mengganggu fungsi hormon-hormon tubuh.
Sudah sepantasnya kita menjaga dan merawat diri kita dari hal2 yg tdk diinginkan, khususnya wanita jgn sampai rahim kita menjadi infertil krn rahim kita adalah masa depan dunia :)
No comments:
Post a Comment