JAKARTA - Data dari yang diperoleh dari PT PLN (Persero), ternyata harga listrik Rumah Tangga (RT) di Indonesia tercatat lebih murah jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya.
"Sebelum kenaikan tarif dasar listrik (TDL), tarif listrik RT di Indonesia sebesar Rp548 (per KwH), Thailand sbesar Rp829, Vietnam Rp848, Hong Kong Rp1.307, Filipina Rp1.449, dan Singapura Rp1.453," ungkap Ekonom senior INDEF, M Fadhil Hasan, saat breakfast forum CIDES, di Hotel Ambhara, Jakarta, Kamis (20/1/2011).
Maka dari itu dapat dipastikan selama ini warga Indonesia menikmati tarif listrik yang lebih murah dari negara tersebut. Ada yang berpendapat bahwa hal tersebut sesuai dengan pendapatan per kapita Indonesia yang memang lebih rendah. Namun jika ditinjau lebih jauh lagi negara Filipina sebenarnya memiliki pendapatan per kapita tidak jauh berbeda dengan Indonesia. tapi Filipina tetap membayar listrik lebih mahal.
Selain dari pada itu, untuk tarif listrik untuk industri sebetulnya tarif listrik Indonesia masih cukup kompetitif. Sebelum TDL industri dinaikkan, sektor industri di Indonesia membayar listrik Rp621 (per KwH), Thailand Rp812, Malaysia Rp699, Vietnam Rp537, Filipina Rp1.551, dan Singapura Rp1.143.
"Dari situ dapat dilihat sebenarnya tarif listrik Indonesia masih cukup kompetitif dibanding dengan negara lain. Dengan kenaikan TDL, diperkirakan tarif listrik Indonesia masih setara dengan Malaysia, sehingga diharapkan daya saing industri masih kompetitif dengan negara tetangga," tandasnya.
Dari data yang diperoleh tersebut, menurutnya kenaikan TDL yang dilakukan pemerintah memiliki dasar yang kuat yaitu tarif listrik tergolong rendah jika dibandingkan dengan negara tetangga. Sehingga secara teoritis tidak terlalu mengganggu produki nasional. Alasan lainnya, kenaikan tidak diberlakukan bagi pelanggan RT di bawah 900 watt, yang artinya RT yang naik betul-betul yang tergolong mampu.(adn/rhs okezone.com)
"Sebelum kenaikan tarif dasar listrik (TDL), tarif listrik RT di Indonesia sebesar Rp548 (per KwH), Thailand sbesar Rp829, Vietnam Rp848, Hong Kong Rp1.307, Filipina Rp1.449, dan Singapura Rp1.453," ungkap Ekonom senior INDEF, M Fadhil Hasan, saat breakfast forum CIDES, di Hotel Ambhara, Jakarta, Kamis (20/1/2011).
Maka dari itu dapat dipastikan selama ini warga Indonesia menikmati tarif listrik yang lebih murah dari negara tersebut. Ada yang berpendapat bahwa hal tersebut sesuai dengan pendapatan per kapita Indonesia yang memang lebih rendah. Namun jika ditinjau lebih jauh lagi negara Filipina sebenarnya memiliki pendapatan per kapita tidak jauh berbeda dengan Indonesia. tapi Filipina tetap membayar listrik lebih mahal.
Selain dari pada itu, untuk tarif listrik untuk industri sebetulnya tarif listrik Indonesia masih cukup kompetitif. Sebelum TDL industri dinaikkan, sektor industri di Indonesia membayar listrik Rp621 (per KwH), Thailand Rp812, Malaysia Rp699, Vietnam Rp537, Filipina Rp1.551, dan Singapura Rp1.143.
"Dari situ dapat dilihat sebenarnya tarif listrik Indonesia masih cukup kompetitif dibanding dengan negara lain. Dengan kenaikan TDL, diperkirakan tarif listrik Indonesia masih setara dengan Malaysia, sehingga diharapkan daya saing industri masih kompetitif dengan negara tetangga," tandasnya.
Dari data yang diperoleh tersebut, menurutnya kenaikan TDL yang dilakukan pemerintah memiliki dasar yang kuat yaitu tarif listrik tergolong rendah jika dibandingkan dengan negara tetangga. Sehingga secara teoritis tidak terlalu mengganggu produki nasional. Alasan lainnya, kenaikan tidak diberlakukan bagi pelanggan RT di bawah 900 watt, yang artinya RT yang naik betul-betul yang tergolong mampu.(adn/rhs okezone.com)
No comments:
Post a Comment