Ia mengklaim 'penampilan' adalah rasisme cara baru yang harus dicegah. Menurutnya, perlakuan yang membedakan ini tidak beda dengan diskriminasi terhadap ras tertentu dan orang-orang yang cacat. Bahkan bagi Daniel, hal ini membuat orang-orang yang berwajah 'kurang', berhak mendapat perlindungan hukum.
"Penelitian saya menunjukkan berwajah cantik atau tampan membuat Anda bisa menghasilkan lebih banyak uang. Termasuk mendapat pasangan yang berpenghasilan besar. Beberapa orang memang lahir dengan berwajah jelek dan tidak banyak bisa dilakukan dengan itu. Banyak yang terbentur dengan penampilan," katanya seperti dikutip dari Daily Mail.
Isu soal wajah ini mengemuka setelah kasus yang dialami Shirley Ivey, 61 tahun. Ia menuntut atasannya saat bekerja di Department of Consumer and Regulatory, Washington, Amerika Serikat,dan keluar dari pekerjaannya. Itu karena si atasan mengungkapkan pada supervisornya kalau ia mungkin akan lebih menyukai Ivey, jika wajahnya lebih cantik.
Penampilan wajah menurutnya juga sedikit banyak menggambarkan kepribadian. Jika masuk kategori 'chubby hubby', Anda mungkin memiliki kepribadian yang menarik, tetapi banyak orang memandang sebelah mata hanya karena ukuran tubuh Anda yang besar.
Lalu, jika Anda berpenampilan biasa saja atau 'plain jane', Anda termasuk orang baik dan berusaha untuk bisa berbaur dengan banyak orang. Tetapi Anda tidak bergantung dengan itu.
Ada lagi kategori 'barbie girl', yaitu Anda selalu berusaha tampil dengan riasan dan busana maksimal, sehingga risiko terlihat 'palsu' sangat besar. [Daily Mail]
No comments:
Post a Comment