Inilah Aplikasi Ponsel Yang Sangat dibenci Polisi


Polisi Sangat Membenci Aplikasi Ponsel Macam IniPHOENIX – Kini polisi di sejumlah negara bagian Amerika Serikat (AS), terutama Arizona, memiliki standar baku dalam penggerebekan: pastikan memeriksa ponsel tersangka untuk melihat aplikasi apa yang mereka punya. Rupanya ada aplikasi-aplikasi tertentu yang sangat dibenci polisi.
Ada satu paket aplikasi khusus piranti iPhone yang berfungsi ‘membaui’ kebijakan polisi. Beberapa di antaranya yaitu OpenWatch dan Cop Recorder. Aplikasi itu memungkinkan pengguna menyalakan ponsel mereka menjadi ‘kamera pengintai tersembunyi’ yang diam-diam merekam proses penggerebekan dengan figur-figur berwenang.
Polisi rupanya menyadari betul kehadiran aplikasi tersebut dan juga aplikasi lain sejenis yang kian membuat rumit tugas penegak hukum. Paling tidak beberapa polisi tidak suka dengan mereka.
Bisa dimaklumi, bila terjadi salah prosedur dalam penangkapan atau penggerebekan, dan aplikasi tersebut mampu membuktikan, maka runyamlah tugas kepolisian. Keberadaan Hukum Miranda di AS yang melindungi hak-hak sipil tersangka bisa membebaskan mereka dari tuduhan bila ada satu saja bukti kesalahan prosedur yang dilakukan kepolisian.
Kecemasan polisi Arizona menjadi salah satu informasi yang diungkap oleh grup hacker legendaris dunia bawah tanah internet, Lulz Security atau LulzSec. Aktivis hacker dalam grup itu melakukan serangan terkordinasi dengan nama “Operation Anti-Security” atau AntiSec.
Mereka ingin menunjukkan cacat dalam sistem keamanan pemerintah dengan membocorkan informasi rahasia. Pada Kamis malam pekan lalu, AntiSec pertama merilis paket itu ke Pirate Bay, berupa data sebesar 446,6 megabit yang disedot dari sumber-sumber penegak hukum Arizona.
LulzSec menyebut Arizona sebagai ‘negara polisi anti-imigran yang menarget ras-ras tertentu’.  Selain ratusan dokumen tadi, yang menarik perhatian adalah bagaimana mereka menunjukkan sikap waspada tinggi terhadap ponsel pintar.
Sebuah daftar dalam dokumen berlabel “Sensitif Penegak Hukum” menyusun aplikasi berikut dan mengingatkan petugas agar berhati-hati. Isi dokumen juga mengingatkan petugas bahwa iPhone yang disita sebagai barang bukti harus segera diperiksa dan mereka diminta mematikan fasilitas koneksi nirkable dalam kantong barang bukti untuk menghilangkan kemungkinan menghapus data dari jarak jauh.
Bahkan demi memperingatkan dan meningkatkan kesadaran penegak hukum, Departemen Hukum AS, menyusun panduan singkat berjudul standar baku memperlakukan iPhone dalam penggerebekan. Panduan itu berjudul “Awarness Brief, Find My iPhone”
Lalu apa saja aplikasi ‘anti-polisi’ yang masuk daftar sensitif tersebut. Berikut adalah tiga besarnya.
Cop Recoreder: Dibesut oleh proyek OpenWatch, aplikasi itu memungkinkan pengguna mengaktifkan perekam siluman saat berinteraksi dengan polisi atau pihak berwenang lain. File langsung bisa diunggah saat itu juga ke server OpenWatch di mana beberapa video ditayangkan secara anonim namun dengan analisa legal dari pengamat hukum.
Versi terakhir berbasis Android, bernama sama seperti pengembangnya, OpenWatch, bahkan memungkinkan untuk merekam dalam bentuk video secara diam-diam, selain suara.
Trapster and Police Alert: Kedua aplikasi bertujuan menunjukkan penggunan lokasi penggerebekan. Aplikasi gratisan Trapster kian menambah masalah bagi polisi karena ia memungkinkan pengguna untuk menambah dan mengonfirmasi lokasi polisi, bahkan melacak jejak pengguna serta reputasi mereka untuk meningkatkan akurasi data. Sedangkan aplikasi seharga 3,99 dolar, Police Alert, berbasis Android, terlihat hanya memetakan lokasi polisi tanpa interaksi pengguna. Namun pengguna dalam beberapa ulasan memperingatkan bahwa aplikasi itu jarang dimutakhirkan sehingga dianggap tidak akurat.

Caller ID Faker: Dengan aplikasi ini pengguna dapat melakukan panggilan palsu lewat Web menggunakan sebuah aplikasi berbasis Andorid atau dari jailbroken iPhone. Mereka dapat memasukan nomor pengenal identitas ID apa pun yang mereka pilih dan bahkan mengubah suara mereaka. Menurut prediksi, kecemasan polisi terhadap aplikasi ini, ia berpotensi menimbulkan stress tinggi karena terbukti telah meningkatkan panggilan palsu ke nomor 911.


Tato Islam Radikal
Selain dokumen mengenai aplikasi iPhone, data menarik lain yang dibocorkan LulzSec adalah dokumen PDF sebanyak 15 halaman berjudul “Radical Islamist Tattoos” atau Tato Radikal Islam. Itu adalah presentasi yang dibuat Deputi John Williams dari Los Angeles County Sheriff Department.
Seorang blogger bernama Nigel Parry yang menemukan dokumen itu menekankan dalam blognya bahwa tato dilarang dalam Islam, sehingga, ia mencemaskan tato-tato itu hanya memberi petunjuk salah kepada para penegak hukum, yang menghasilkan kebijakan salah langkah.
Dalam presentasi itu mereka mencampur adukkan antara desain dan pesan tato ‘Islami’ dengan kesimpulan bahwa foto-foto yang menggambarkan simbol Islam ala geng itu adalah seni tato para mualaf. Si blogger dengan cukup objektif menulis, hanya karena seseorang beralih menjadi Islam, tak berarti mereka juga seorang penganut jihad dan teroris.republika.co.id

Artikel Terkait Inilah Aplikasi Ponsel Yang Sangat dibenci Polisi

No comments:

Post a Comment