Lounge Narita Surga Perokok di Jepang

http://data.tribunnews.com/foto/bank/images/Lounge-Narita-Surga-Perokok-di-Jepang.jpgSEPERTI beberapa negara lainnya, Jepang memerangi perokok. Di ruang terbuka pun, seperti kawasan bisnis Ginza, Anda bahkan tidak menemukan ruang merokok dan asbak.
Beda dari negara lainnya, Jepang melarang keras anak-anak merokok. Tempat-tempat penjualan rokok, yang memakai mesin, harus dilengkapi kartu untuk menjamin hanya orang dewasa yang bisa membeli rokok.
Tidak ada pedagang kaki lima penjual rokok di Tokyo. Minimarket pun tidak menjajakan rokok. Rokok hanya dijual di mesin. Punya uang saja tidak cukup. Anda harus memiliki kartu untuk bisa membeli rokok.
Untuk mendapatkan kartu yang mirip kunci hotel ini, pemohon harus mendaftar --seperti mengurus KTP. Bila hendak membeli rokok, cari mesin penjual yang berserakan di jalan-jalan dan pusat keramaian.
Gesekan kartunya, masukan koin sesuai harga rokok, tekan tombol rokok yang hendak Anda beli, dan keluarlah rokok. Kembaliannya pun ikut, bila ada kembalian.
Harga rokok sekitar lima kal lipat dari harga di Indonesia. Marlboro Gold, misalnya, 480 yen atau sekitar Rp 56.160.
Masalahnya, tidak sembarang tempat bisa merokok, bahkan di tempat umum yang terbuka. Pemerintah Tokyo sangat pelit menyediakan asbak.
Karena itulah, warga Tokyo yang perokok selalu membawa asbak. Bentuk asbak itu macam-macam. Ada yang seperti bungkus rokok, ada juga yang seperti bungkus korek api. Saat merokok, abunya masukan ke tempat itu, demikian pula puntungnya. Setelah itu, silakan kantongi.
Beberapa hotel menyediakan kamar untuk perokok. Ini saya temukan di Hotel Nikko, hotel transit di Bandara Kansai, Osaka. Hotel Metropolitan di Tokyo pun menyediakan smoking room.
Di luar kamar, tidak tersedia tempat merokok. Lobi, cafe, dan resto steril dari asap rokok.
Bandara Narita, sekitar dua jam dari Tokyo, adalah cerita khusus. Pengelola bandara menyediakan Smoking Lounge. Kamarnya cukup luas, pengisap asapnya sangat besar, dan pintu yang selalu dibiarkan terbuka. Ini surganya perokok.(www.tribunnews.com)

Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment