ENZIM

Enzim

Suatu cairan /getah eksokrin yang mengandung senyawa protein yang disintesiskan di dalam sel secara biokimiawi oleh kelenjar eksokrin.

Agar mudah memahami maka ciri enzim ini dikelompokkan dalam 3 kakaralter

  1. sifat fisik
  2. kerjanya
  3. faktor yang mempengaruhinya
Sifat fisik
  • Enzim merupakan senyawa protein
  • Biokatalisator yaitu senyawa yang diproduksi oleh organisme
  • Berupa getah / cairan yang dihasilkan oleh kelenjar eksokrin (lambung dll)
  • bisa berupa endoenzim atau eksoenzim
Kerjanya
  • Enzim yang diproduksi dalam skala industri sebagian besar diperoleh dari mikroba.
  • Secara tradisional tripsin dan lipase pankreas diperoleh dari sumber hewani. Demikian pula yang berperan dalam pembuatan keju.
  • Usaha untuk menggantikan enzim-enzim tersebut dengan enzim serupa dari sumber mikroba telah dilakukan.
  • Namun walau enzim yang diperoleh dari mikroba menunjukan efisiensi katalis yang tinggi namun memiliki sedikit perbedaan sifat yang menimbulkan kendala aplikasinya.
  • Misalnya dalam pembuatan keju, enzim ini lebih stabil tetapi mengakibatkan terjadinya degradasi protein lainya sehingga dianggap tidak cocok untuk keju jenis tertentu.
Beberapa enzim penting yang berasal dari hewan.
  1. Katalase  - Hati - Hidrolisis peroksida
  2. Kemotripsin Pankreas- Hidrolisis protein
  3. Lipase Pankreas - hidrolisis lemak
  4. Tripsin Pankreas - Hidrolisis protein
Tanaman juga merupakan sumber enzim.
  • Beberapa protein biasa diperoleh dari getah pepaya (papain) , nanas (bromelin) dan tumbuhan lainnya.
  • Selain itu, kecambah barley juga sering digunakan sebagai sumber enzim.
Beberapa enzim penting yang berasal dari tanaman.

  1. aktinidin Buah kiwi <> makanan
  2. a - amilase Kecambah barley > 100 ton / tahun bir
  3. ß - amilse Kecambah barley > 100 ton / tahun bir
  4. bromelin Getah nanas <> bir
  5. ß - glukonase Kecambah barley > 10 ton / tahun bir
  6. hicin Getah hg <> makanan
  7. Lipoksigenase Kacang kedelai <> makanan
  8. Papain Getah pepaya > 10 ton / tahun daging
  • Miroba merupakan sumber penting dari beberapa jenis enzim.
Sebagai sumber enzim, mikroba memiliki beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan hewan maupun tanaman, yaitu :
  1. produksi enzim pada mikroba lebih murah, kandungan enzim dapat diprediksi dan dikontrol, pasokan bahan baku terjamin, dengan komposisi konstan dan mudah dikelola.
  2. Jaringan tanaman maupun hewan mengandung bahan yang kemungkinan berbahaya seperti senyawa fenolik (pada tanaman), inhibitor enzim dan protase.
  3. Selain itu, enzim mikroba ada yang disekresikan ke luar sel sehingga memudahkan proses isolasi dan pemurniannya.
Setidaknya ada 3 keuntungan yang berkaitan dengan enzim ekstra sel :
  1. pertama, tidak memerlukan proses penghancuran sel saat memanen enzim (proses penghancuran sel tidak selalu mudah dilakukan dalam skala besar).
  2. Kedua, enzim protein yang disekresikan keluar sel umumnya terbatas jenisnya. Ini berarti enzim ekstrim sel terhindar dari kontaminasi berbagai jenis protein.
  3. Ketiga, secara alami enzim disekresikan keluar sel umumnya lebih tahan terhadap proses denaturasi.
Beberapa karakteristik enzim yaitu, setiap sreaksi metabolisme di dalam sel maupun di luar sel akan berperan enzim-enzim tertentu dan spesifik.
  • Artinya, enzim bersifat spesifik dalam melaksanakan fungsinya, enzim dapat digunakan berulang-ulang.
  • Kerja setiap enzim spesifikVpada kisaran suhu tertentu (tidak bekerja pada suhu ekstrim) dan pH tertentu.
  • Maka kerja enzimV dipengaruhi oleh suhu dan pH. Kerja enzim juga dipengaruhi oleh substratnya.
  • Penggunaan enzim dalam pengolahaan pati. Pati merupakan campuran antara amilosa dan amilopektin adalah juga homopolimer glukosa tetapi memiliki percabangan.
  • Sekitar sepertiga dari patiVyang diproduksi digunakan dalam industri pangan. Variasi tingkat hidrolisis menghasilkan beragam produk hidrolisis dengan osmolaritas, viskositas dan daya manis berbeda.
Ada tiga kelompok enzim yang digunakan dalam hidrolisis pati, yaitu :
  1. pertama, a amilase (a – 1,4 glukon – 4 – glukanohidrolase), yaitu kelompok enzim yang menghidrolisis ikatan a – 1,4 dan tidak memecah ikatan a – 1,6.
  2. Kedua, glukoamilase (amiloglukosidase, a – 1,4 glukanglikohidrolase), menghidolisis ikatan a – 1,4 dan a – 1,6. Produk utama hidrolisis glukoamilase adalah glukosa.
  3. Ketiga, palalanase enzim ini hanya menhidrolisis ikatan a – 1,6.
Struktur Enzim
  • Enzim adalah satu atau beberapa gugus polipeptida (protein) yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia.
  • Enzim bekerja dengan cara menempel pada permukaan molekul zat-zat yang bereaksi dan dengan demikian mempercepat proses reaksi.
  • Percepatan terjadi karena enzim menurunkan energi pengaktifan yang dengan sendirinya akan mempermudah terjadinya reaksi.
  • Berdasarkan strukturnya, enzim terdiri atas komponen yang disebut apoenzim yang berupa protein dan komponen lain yang disebut gugus prostetik yang berupa nonprotein.
  • Gugus prostetik dibedakan menjadi koenzim dan kofaktor. Koenzim berupa gugus organik yang pada umumnya merupakan vitamin, seperti vitamin B1, B2, NAD+ (Nicotinamide Adenine Dinucleotide).
  • Kofaktor berupa gugus anorganik yang biasanya berupa ion-ion logam, seperti Cu2+, Mg2+, dan Fe2+.
  • Beberapa jenis vitamin seperti kelompok vitamin B merupakan koenzim.
  • Jadi, enzim yang utuh tersusun atas bagian protein yang aktif yang disebut apoenzim dan koenzim, yang bersatu dan kemudian disebut holoenzim.
Enzim bekerja dengan dua cara, yaitu
  1. Teori Kunci-Gembok (Lock and Key Theory) 
  2. Teori Kecocokan Induksi (Induced Fit Theory). 
Menurut teori kunci-gembok
  • Terjadinya reaksi antara substrat dengan enzim karena adanya kesesuaian bentuk ruang antara substrat dengan situs aktif (active site) dari enzim, sehingga sisi aktif enzim cenderung kaku. 
  • Substrat berperan sebagai kunci masuk ke dalam situs aktif, yang berperan sebagai gembok, sehingga terjadi kompleks enzim-substrat. 
  • Pada saat ikatan kompleks enzim-substrat terputus, produk hasil reaksi akan dilepas dan enzim akan kembali pada konfigurasi semula. 
Menurut teori kecocokan induksi reaksi

  • Antara enzim dengan substrat berlangsung karena adanya induksi substrat terhadap situs aktif enzim sedemikian rupa sehingga keduanya merupakan struktur yang komplemen atau saling melengkapi.
  • Menurut teori ini situs aktif tidak bersifat kaku, tetapi lebih fleksibel. 

Sebagai katalis dalam reaksi-reaksi di dalam tubuh organisme, enzim memiliki beberapa sifat, yaitu:

  1. Enzim adalah protein, karenanya enzim bersifat thermolabil, membutuhkan pH dan suhu yangtepat.
  2. Enzim bekerja secara spesifik, dimana satu enzim hanya bekerja pada satu substrat.
  3. Enzim berfungsi sebagai katalis, yaitu mempercepat terjadinya reaksi kimia tanpa mengubah
  4. kesetimbangan reaksi.
  5. Enzim hanya diperlukan dalam jumlah sedikit.
  6. Enzim dapat bekerja secara bolak-balik.
  7. Kerja enzim dipengaruhi oleh lingkungan, seperti oleh suhu, pH, konsentrasi, dan lain-lain.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kerja enzim diantaranya adalah sebagai berikut.

  1. Suhu
  2. pH (Tingkat Keasaman)
  3. Aktivator dan Inhibitor
  4. Konsentrasi enzim dan substrat


Suhu

  • Enzim tidak dapat bekerja secara optimal apabila suhu lingkungan terlalu rendah atau terlalu tinggi. 
  • Jika suhu lingkungan mencapai 0° C atau lebih rendah lagi, enzim tidak aktif. 
  • Jika suhu lingkungan mencapai 40° C atau lebih, enzim akan mengalami denaturasi (rusak). 
  • Suhu optimal enzim bagi masing-masing organisme berbeda-beda. 
  • Untuk hewan berdarah dingin, suhu optimal enzim adalah 25° C, sementara suhu optimal hewan berdarah panas, termasuk manusia, adalah 37° C.

pH (Tingkat Keasaman)

  • Setiap enzim mempunyai pH optimal masing-masing, sesuai dengan "tempat kerja"-nya. 
  • Misalnya enzim pepsin, karena bekerja di lambung yang bersuasana asam, memiliki pH optimal 2
  • Contoh lain, enzim ptialin, karena bekerja di mulut yang bersuasana basa,
  • Memiliki pH optimal 7,5-8.

Aktivator dan Inhibitor

Aktivator

  • Aktivator adalah zat yang dapat mengaktifkan dan menggiatkan kerja enzim. 
  • Contohnya ion klorida, yang dapat mengaktifkan enzim amilase.
Inhibitor
  • Inhibitor adalah zat yang dapat menghambat kerja enzim. 
Berdasarkan cara kerjanya, inhibitor terbagi dua

  1. inhibitor kompetitif 
  2. inhibitor nonkompetitif. 
  • Inhibitor kompetitif adalah inhibitor yang bersaing aktif dengan substrat untuk mendapatkan situs aktif enzim, contohnya sianida bersaing dengan oksigen dalam pengikatan Hb. 
  • Sementara itu, inhibitor nonkompetitif adalah inhibitor yang melekat pada sisi lain selain situs aktif pada enzim, yang lama kelamaan dapat mengubah sisi aktif enzim.

Konsentrasi enzim dan substrat

  • Semakin tinggi konsentrasi enzim akan semakin mempercepat terjadinya reaksi. 
  • Dan konsentrasi enzim berbanding lurus dengan kecepatan reaksi.
  • Jika sudah mencapai titik jenuhnya, maka konsentrasi substrat berbanding terbalik dengan kecepatan reaksi.
  • Dewasa ini, enzim adalah senyawa yang umum digunakan dalam proses produksi. 
  • Enzim yang digunakan pada umumnya berasal dari enzim yang diisolasi dari bakteri. 
  • Penggunaan enzim dalam proses produksi dapat meningkatkan efisiensi yang kemudian akan meningkatkan jumlah produksi.

ENZIM DIKLASIFIKASIKAN BERDASARKAN TIPE DAN MEKANISME REAKSI

  • Satu abad lalu, baru ada beberapa enzim yang dikenal dan kebanyakan di antaranya mengatalisis reaksi hidrolisis ikatan kovalen. 
  • Semua enzim ini diidentifikasi dengan penambahan akhiran –ase pada nama substansi atau substrat yang dihidrolisisnya. 
  • Jadi, lipase menghidrolisis lemak (Yunani lipos), amilase menghidrolisis pati (Yunani amylon), dan protease menghidrolisis protein. 
  • Meskipun banyak sisa peristilahan ini masih tetap bertahan sampai sekarang, pemakaiannya sudah terbukti tidak memadai ketika ditemukan berbagai enzim yang mengatalisis reaksi yang berbeda terhadap substrat yang sama, misal, oksidasi atau reduksi terhadap fungsi alcohol suatu gula. 
  • Sementara akhiran -ase tetap digunakan, nama enzim yang ada sekarang ini lebih menekankan pada tipe reaksi yang dikatalisisnya. 
  • Sebagai contoh, enzim dehidrogenase mengatalisis pengeluaran hidrogen, sementara enzim transferase mengatalisis reaksi pemindahan gugus. 
  • Dengan semakin banyaknya enzim yang ditemukan, ketidakjelasan juga semakin tak terelakkan, dan kerap kali tidak jelas enzim mana yang tengah dibicarakan oleh seorang penyelidik. 
  • Untuk mngatasi permasalahan ini, International Union of Biochemistry (IUB) telah mengadopsi sebuah sistem yang kompleks tetapi tidak meragukan bagi peristilahan enzim yang didasarkan pada mekanisme reaksi. 
  • Meskipun kejelasan dan pengurangan keraguan tersebut membuat sistem nomenklatur IUB dipakai untuk ujian riset, nama yang lebih pendek tetapi kurang begitu jelas tetap digunakan dalam buku ajar dan laboratorium klinik. 
Sistem IUB
1) Reksi dan enzim yang mengatalisis reaksi tersebut membentuk enem kelas,

  1. masing-masing mempunyai 4-13 subkelas.
  2. Nama enzim terdiri atas 2 bagian. Nama pertama menunjukkan substrat. Nama kedua, yang berakhir dengan akhiran –ase, menyatakan tipe reaksi yang dikatalisis.
  3. Informasi tambahan, bila diperlukan untuk menjelaskan reaksi, dapat dituliskan dalam tanda kurung pada bagian akhir; misal, enzim yang mengatalisis reaksi L-malat + NAD+ piruvat + CO2 + NADH + H + diberi nama 1.1.1.37 L-malat: NAD+ oksidoreduktase (dekarboksilasi).
  4. Setiap enzim mempunyai nomor kode (EC) 
  5. Nomer kode (EC) mencirikan tipe 
  • reaksi ke dalam kelas (digit pertama)
  • subkelas (digit kedua)
  • subsubkelas (digit ketiga). 
  • Digit keempat adalah untuk enzim spesifik. 
Jadi, EC 2.7.1.1 menyatakan kelas 2 (transferase), subkelas 7 (transfer fosfat), subsubkelas 1 (alcohol merupakan aseptor fosfat).

  • Digit terakhir menyatakan heksokinase atau ATP: D-heksosa 6-fosfotrasferase, sebuah enzim yang mengatalisis pemindahan fosfat dari  ATP ke gugus hidroksil pada atom karbon keenam molekul glukosa.

ENZIM MEMERLUKAN KOENZIM

  • Banyak enzim yang megatalisis proses pemindahan gugus dan reaksi lain memerlukan, di samping substratnya, sebuah molekul organik sekunder yang dikenal sebagai koenzim karena tanpa koenzim, enzim tersebut tidak aktif. 
  • Koenzim akan memperbesar kemampuan katalitik sebuah enzim sehingga menjadi jauh melebihi kemampuan yang ditawarkan hanya oleh gugus fungsional asam aminonya, yang menyusun massa enzim tersebut. 
  • Koenzim yang berikatan secara erat dengan enzim lewat ikatan kovalen atau gaya nonkovalen kerap kali disebut sebagai gugus prostetik.. 
  • Koenzim yang mampu berdifusi secara bebas umumnya berfungsi sebagai unsur pembawa (yang didaur ulang secara kontinu) hydrogen (FADH), hidrida (NADH dan NADPH), atau unit-unit kimia seperti gugus asil (koenzim A) atau gugus metil (folat), membawanya bolak-balik antara tempat pembentukannya dan pemakaiannya. 
  • Oleh karena itu, koenzim yang disebut belakangan ini dapat dianggap sebagai substrat sekunder.

Jenis-jenis enzim yang membutuhkan koenzim adalah

  1. enzim yang mengatalisis reaksi oksidoreduksi
  2. pemindahan gugus 
  3. isomerisasi
  4. dan reaksi yang membentuk ikatan kovalen (kelas IUB 1,2,5, dan 6). 
  • Reaksi lisis, termasuk reaksi hidrolisis yang dikatalisis oleh enzim-enzim pencernaan, tidak memerlukan koenzim.

Koenzim Dapat dianggap Sebagai Subtrat Sekunder
Untuk dua laasan penting, akan sering kali membantu untuk menganggap koenzim sebagai substrat sekunder.
  1. Alasan pertama, perubahan kimia di dalam koenzim terjadi tepat mengimbangi perubahan kimia yang berlangsung di dalam substrat. Sebagai contoh, dalam reaksi oksideruduksi, jika satu molekul substrat dioksidasi, satu molekul koenzim akan direduksi.
  2. Alasan kedua untuk memberi koenzim penghargaan yang sama adalah bahwa aspek reaksi ini mungkin mempunyai makna fisiologik mendasar yang lebih besar. Sebagai contoh, peran penting kmampuan otot yang bekerja secara anaerob untuk mengubah piruvat menjadi laktat tidak terletak pada piruvat ataupun laktat. 
  • Reaksi tersebut semata-mata bertujuan mengoksidasi koenzin NADH yang tereduksi menjadi NAD+. Tanpa NAD+ glikolisis tidak dapat berlanjut dan sintesis ATP Anaerob (dan dengan demikian, aktivitas kerjannya) akan terhenti.  
  • Di bawah keadaan anaerob, reduksi piruvat menjadi laktat menghasilkan oksidasi ulang NADH dan memunkinkan sintesis ATP. Reaksi lain dapat melakukan funsi ini sama baiknya. 
  • Sebagai contoh pada bakteri atau ragi yang tumbuh secara anaerob, metabolit yang berasal dari piruvat bertindak secara oksidan bagi NADH dan mereka sendiri berada dalam keadaan tereduksi.


ENZIM MENGATALISIS REAKSI SPESIFIK ATAU REAKSI TIPE

  • Kesanggupan enzim mengatalisis satu reaksi spesifik dan pada hakikatnya tidak mengatalisis reaksi yang lain mungkin merupakan sifat enzim yang paling signifikan. 
  • Laju proses metabolisme karenanya dapat diatur oleh perubahan dalam efisiensi katalitik enzim spesifik.
  • Banyak enzim mengatalisis jenis reaksi yang sama (pemindahan fosfat, reduksi-oksidasi, dl) dengan hanya sejumlah kecil substrat yang secara structural berhubungan, kendati sering pada kecepatan reaksi yang secara bermakna lebih rendah. 
  • Berbagai reaksi dengan substrat alternatif ini cenderung terjadi kalau substrat terdapat dalam konsentrasi yang tinggi. 
  • Meskipun kadar sedemikian jarang ditemukan di dalam sel hidup, kadar ini dapat diciptakan di laboratorium.
  • Disini, substrat alami dan sintetik alternatif digunakan untuk memfasilitasi pendeteksian enzim dan penelitian mengenai mekanisme katalitiknya.
  • Umumnya semua enzim akan memperlihatkan spesifisitas optis absolut untuk paling tidak suatu porsi molekul substrat. 
  • Dengan demikian, enzim dari lintasan glikolisis dan oksidasi langsung akan mengatalisis interkonversi gulafosfat-D tetapi tidak gulafosfat-L. 
  • Dengan beberapa pengecualian (misal, enzim D-asam amino oksidase pada ginjal), kebanyakan enzim mamalia bekerja pada isomer-L asam amino.
  • Spesifisitas optis dapat meluas hingga satu porsi tertentu atau hingga keseluruhan melekul substrat tersebut. Enzim glikosidase menggambarkan kedua ujung ekstrem. 
  • Enzim ini mengatalisis hidrilisis ikatan glikosida antara gula dan alcohol, bersifat sangat spesifik untuk bagian gula serta untuk ikatan , tetapi relatif nonspesifik untuk aglikon (porsi alcohol).
  • Enzim Bersifat Spesifik bagi Tipe Reaksi yang Dikatalisisnya
  • Enzim untuk proses lisis (enzim lisis) bekerja pada kelompok kimia khusus, misal, enzim glikosidase pada glikosida, pepsin serta tripsin pada ikatan peptida, dan esterase pada senyawa-senyawa ester. Berbagai substrat peptida yang berbeda dapat diserang oleh hanya satu enzim sehingga mengurangi jumlah enzim pencernaan yang seharusnya diperlukan. 
  • Enzim protease dapat pula mengatalisis proses hidrolisis senyawa ester. 
  • Penggunaan ester sebagai substrat untuk sintesis telah mempermudah penelitian terhadap mekanisme kerja enzim protease.
HIDROLISIS
  • Enzim-enzim lisis tertentu memperlihatkan spesifisitas yang lebih tinggi. 
  • Enzim kimotripsin menghidrolisis ikatan peptida; pada reaksi ini, gugus karboksil berasal dari asam amino aromatik fenilalanin, tirosin, atau triptofan. 
  • Enzim karboksipeptidase dan aminopeptidase melepas asam-asam amino satu persatu, masing-masing secara berturutan, dari ujung terminal karboksil atau terminal amino rantai polipeptida.
  •  Meskipun beberapa enzim oksidoreduktase memanfaatkan NAD+ dan NADP+ sebagai akseptor elektronnya, kebanyakan hanya menggunakan salah satu di antaranya. 
  • Secara umum, enzim oksidoreduktase yang berfungsi dalam proses biosintesis sistem-sistem mamalia (misal,sintesis asam lemak atau sterol) menggunakan NADPH sebagai reduktan sementara enzim yang berfungsi dalam proses penguraian (misal, glikolisis, oksidasi asam lemak) menggunakan NAD+ sebagai oksidan.
AKTIVITAS KATALITIS YANG DIMILIKI ENZIM
  • Jumlah enzim yang kecil di dalam sel mempersulit pengukuran kadarnya di dalam ekstrak jaringan atau cairan. 
  • Untungnya, aktivitas katalitis yang dimiliki enzim dapat menjadi sarana pemeriksaan yang sensitive dan spesifik bagi pengukuran kadar enzim itu sendiri. 
  • Kemampuan mengatalitis transformasi ribuan, puluhan ribu, atau bahkan lebih molekul substat menjadi produk dalam periode waktu yang singkat memberikan kepada setiap molekul enzim kemampuan untuk secara kimiawi menguatkan keberadaannya.
  •  Untuk mengukur kadar enzim di dalam sebuah sampel ekstrak jaringan atau cairan biologik lain, kecepatan reaksi yang dikatalitis oleh enzim dalam sampel tersebut harus ditentukan. 
  • Dalam kondisi yang tepat, hasil pengukuran kecepatan reaksi harus sebanding dengan jumlah enzim yang ada. 
  • Karena jumlah molekul atau massa enzim yang ada sukar ditentukan, hasil pengukuran tersebut dinyatakan dalam unit enzim. Jumlah relatif enzim dalam berbagai ekstrak kemudian dapat dibandingkan. 
  • International Union of Biocemistry mengartikan satu unit aktivitas enzim sebagai 1 mikromol (1 mol; 10-6) substrat yang bereaksi atau produk yang ditransformasikan per menit.
ENZIM MURNI BERFUNGSI SANGAT PENTING

  • Tujuan yang ingin dicapai dalam pemurnian enzim adalah mengisolasi enzim spesifikasi dan ekstra sel “Mentah” (crude) yang mengandung banyak komponen lain. 
  • Molekul-molekul kecil dapat disingkirkan lewat dialysis atau filtrasi gel, asam nukleat melalui pngendapan dengan antibiotik streptomisin, dan seterusnya. 
  • Permaslahannya adalah memisahkan enzim yang kita kehendaki dari ratusan protein yang mempunyai stuktur kimia dan fisika yang seupa.
  •  Perjalanan suatu pemurnian tipikal dan enzim hati dengan pemulihan yang baik serta pemurnian keseluruhan yang besarnya mencapai 490 kali lipat.
  • Enzim Diperoleh dari Sumber-Sumber Alami atau dari Sel Tempat Enzim Tersebut diekspresikan oleh Gen yang di Klon.
  •  Dulu, riset awal terhadap enzim terbatas pada protein yang dapat dimurnikan dari sel-sel binatang, tanaman, atau bakteri tempat enzim tersebut terdapat secara alami. 
  • Sekarang, teknologi DNA rekombinan telah memungkinkan ilmuwan memprouksi protein di dalam sel tempat protein tersebut normalnya tidak ditemukan. 
  • Sel-sel hospes tipikal adalah bakteri dan ragi yang secara kuantitas mudah tumbuh. 
  • Kemmapuan mengekspresikan protein rekombinan pada tingkat yang relatif tinggi menjadikan para ilmuwan mempu mengisolasi enzim yang sulit dimurnikan karena konsentrasi rendahnya di dalam sel tempat mereka ditemukan secara alami. 
LAITIHAN SOAL

Soal: 5
Perhatikan tabel ini


Dari data ini siswa menyimpulkan kerja enzim katalase yang
terdapat pada ekstrak hati bekerja dengan baik pada suasana...
A. Asam , 37 o
B. Asam , 40 o
C. Netral, 37 o
D. Netral, 40 o
E. Basa , 37 o

Artikel Terkait Biologi ,Education

No comments:

Post a Comment