Pelecehan Seksual di Kereta pun Marak di Shanghai


Shanghai – Seorang perempuan mengenakan burqa hitam berdiri bersebelahan dengan perempuan lainnya yang mengenakan rok mini namun mengenakan cadar yang juga hitam, di stasiun kereta bawah tanah di Shanghai, China, beberapa waktu lalu.

Keduanya membawa sebuah papan kecil bertuliskan, “Saya menarik perhatian, tetapi kamu tak bisa melecehkan saya”. Rupanya mereka tengah mengkampanyekan pakaian ‘sopan’ bagi perempuan yang berada di tempat-tempat umum.

Ya, kampanye pakaian sopan memang tengah didengungkan di China, menyusul banyaknya pelecehan seksual terhadap perempuan-perempuan di tempat-tempat umum. Kereta bawah tanah adalah tempat yang kerap terjadi pelecehan seksual.

BBC menurunkan sebuah feature menarik mengenai hal itu, pada edisi 26 Juni 2012. Diberitakan, kampanye seperti itu juga disuarakan melalui akun microblog milik Shanghai Metro (operator kereta bawah tanah China). Mereka ingin mengingatkan publik untuk waspada terhadap pelecehan seksual dalam kendaraan umum.

itu dilakukan karena semakin banyak perempuan China yang berpakaian minim di tempat-tempat umum. Entah itu memakai celana yang super pendek, rok mini, atau bahkan ada yang mengenakan gaun sangat transfaran sehingga celana dalamnya tampak jelas.

Seorang perempuan pernah memakai gaun trasnfaran seperti itu dan diabadikan seseorang lainnya lalu dipublikasikan di akun milik Shanghai Metro di Weibo, semacam Twitter versi China. Perempuan itu tampak mengenakan gaun hitam transfaran yang celana dalamnya tampak jelas terlihat. Di atasnya tertulis pesan “Perhatikanlah cara Anda berpakaian”.


Operator kereta bawah tanah itu juga menulis pesan di bawah foto perempuan itu, “Tak heran terjadi pelecehan jika mereka memakai pakaian seperti ini”.

Kontan kampanye itu mengundang pro dan kontra. Aktivis perempuan umumnya berpendapat bahwa cara berpakaian seseorang tidak bisa disalahkan bila terjadi pelecehan. “Ini kan musim panas, jadi wajar pakai celana pendek,” kata seorang perempuan pengguna kereta bawah tanah.

Pendapat lainnya menyatakan, “Kalau memakai alur berpikir seperti itu, berarti semua pria akan melecehkan perempuan di kolam renang. Pelecehan bukan terjadi karena pakaian perempuan.”


Namun demikian, dari jajak pendapat terlihat bahwa mayoritas warga sependapat agar perempuan mengenakan pakaian yang tidak menarik perhatian lawan jenis. Dari pengguna internet yang merespons survei oleh Sina Weibo, terlihat bahwa mayoritas responden setuju perempuan berpakaian konservatif ketika berada di kendaraan umum.

“Berpakaian di tempat umum adalah persoalan publik. Meminta perempuan untuk menghargai tubuh sendiri dengan memperhatikan cara berpakaian bukan berarti menjustifikasi pelecehan seksual,” ujar seorang responden survei itu.


Persoalan busana perempuan ini pernah terjadi juga di Indonesia. Ketika itu pro kontra mengemuka dan pendapat yang berkembang kurang lebih sama. Kini, pro dan kontra terus berlangsung dan tidak pernah usai. Yang pasti di China maupun Indonesia, pelecehan tetap terjadi di kendaraan umum.


Artikel Terkait sekx

No comments:

Post a Comment