Tercatat ada 6 situs porno yang paling banyak dikunjungi oleh masyarakat Indonesia, yakni:
1. du**a*e*.com (Rangking 31- medium) –> Rank 60
2. re**u*e(dot).com (Rangking 68 – full) –> Rank 115
3. yo**o**(dot)com (Rangking 71 – full) –> Rank 62
4. po****b(dot)com (Rangking 73 – full) –>Rank 99
5. adul***i*n*f***er(dot)com (Rangking 74 – medium) –>Rank >> 150
6. t**e*(dot)com(Rangking 92 – full) –>Rank 54
Keterangan:
- Sistem penulisan nama situs seperti di atas dimaksudkan agar Anda tidak mengunjungi situs tersebut. (sistem penulisan sudah diubah pada 7 Januari atas masukan yang sangat berarti dari Sdr. Ade Dharmawi)
- Rangking yang tertera merupakan 100 besar situs yang paling aktif di Indonesia
- Medium dan Full merupakan kategori pornografi secara subjektif (kategori medium = semi-full, sedangkan kategori full = benar2 porno)
- Situs seperti youtube (rangking 7) tidak saya masukin, karena persentase konten pornografinya masih sangat kecil.
Dampak yang Terjadi
Setelah 9 bulan lebih Pemerintah mensahkan UU ITE pada April 2008 dan lebih dari 2 bulan DPR menyetujui di undangkan UU Pornografi pada 30 Oktober 2008, ternyata hanya retorika hukum belaka. Kedua jenis UU tersebut yang berfungsi untuk mengatur peredaran media informasi, saat ini masih hanya menjadi objek untuk dilanggar.
Padahal kita tahu bahwa media berperan sangat penting terhadap perubahan tingkah laku, moralitas, sikap, pola pikir masyarakat kita, terutama generasi muda. Dan ironisnya, hingga saat ini, kita dapat dengan mudah menjumpai DVD porno bajakan, komik/majalah porno, acara TV yang merusak (berputar pada masalah cinta, hedonisme, gosip, ramalan/reg, pergaulan bebas, mistis-religius), dan terakhir situs porno yang tanpa difiltrasi oleh pemerintah.
Sehingga saat ini, terkesan menjadi lumrah ketika seorang remaja SMP menjadi penjajah seks, siswi kelas 2 SMP yang telah berganti-ganti pasangan, siswi SMU yang telah aborsi hingga 2 kali, oral seks, petting, dan segala macam tingkah laku tidak etis telah menjalar kepada generasi muda kita, genarasi penerus bangsa. Belum lagi perilaku konsumtif, hedonisme, hingga kekerasan dan perkosaan. Dan dalam hal ini, faktor lingkungan atau media memiliki andil, selain faktor keluarga dan sekolah.
1. du**a*e*.com (Rangking 31- medium) –> Rank 60
2. re**u*e(dot).com (Rangking 68 – full) –> Rank 115
3. yo**o**(dot)com (Rangking 71 – full) –> Rank 62
4. po****b(dot)com (Rangking 73 – full) –>Rank 99
5. adul***i*n*f***er(dot)com (Rangking 74 – medium) –>Rank >> 150
6. t**e*(dot)com(Rangking 92 – full) –>Rank 54
Keterangan:
- Sistem penulisan nama situs seperti di atas dimaksudkan agar Anda tidak mengunjungi situs tersebut. (sistem penulisan sudah diubah pada 7 Januari atas masukan yang sangat berarti dari Sdr. Ade Dharmawi)
- Rangking yang tertera merupakan 100 besar situs yang paling aktif di Indonesia
- Medium dan Full merupakan kategori pornografi secara subjektif (kategori medium = semi-full, sedangkan kategori full = benar2 porno)
- Situs seperti youtube (rangking 7) tidak saya masukin, karena persentase konten pornografinya masih sangat kecil.
Dampak yang Terjadi
Setelah 9 bulan lebih Pemerintah mensahkan UU ITE pada April 2008 dan lebih dari 2 bulan DPR menyetujui di undangkan UU Pornografi pada 30 Oktober 2008, ternyata hanya retorika hukum belaka. Kedua jenis UU tersebut yang berfungsi untuk mengatur peredaran media informasi, saat ini masih hanya menjadi objek untuk dilanggar.
Padahal kita tahu bahwa media berperan sangat penting terhadap perubahan tingkah laku, moralitas, sikap, pola pikir masyarakat kita, terutama generasi muda. Dan ironisnya, hingga saat ini, kita dapat dengan mudah menjumpai DVD porno bajakan, komik/majalah porno, acara TV yang merusak (berputar pada masalah cinta, hedonisme, gosip, ramalan/reg, pergaulan bebas, mistis-religius), dan terakhir situs porno yang tanpa difiltrasi oleh pemerintah.
Sehingga saat ini, terkesan menjadi lumrah ketika seorang remaja SMP menjadi penjajah seks, siswi kelas 2 SMP yang telah berganti-ganti pasangan, siswi SMU yang telah aborsi hingga 2 kali, oral seks, petting, dan segala macam tingkah laku tidak etis telah menjalar kepada generasi muda kita, genarasi penerus bangsa. Belum lagi perilaku konsumtif, hedonisme, hingga kekerasan dan perkosaan. Dan dalam hal ini, faktor lingkungan atau media memiliki andil, selain faktor keluarga dan sekolah.
Artikel Terkait Berita Dewasa ,Cerita Dewasa
- Pasangan Aneh Yang Berhubungan Badan Ala Setan !
- Heboh Video Mesum Satpam Paksa Dua Pelajar Bugil !
- Nonton Porno di Ponsel, Dokter Perkosa Pasien !
- Kisah Paling Menyedihkan dari Thailand !
- PNS Tewas Diatas Perut PSK !
- ABG 14 Tahun Ini Disekap Lalu Jadi Budak Seks Duda !
- Kencing Sembarangan, Mr. P Putus Tersengat Listrik !
- Main Kawin-kawinan, Malah Hamil Betulan !
- Desa Gigolo di Boyolali , Jawa tengah !
- ABG Jadikan Seks Sebagai Permainan !
- 10 Cerita Ngeres Yang Kocak !
- 3 Siswi SMP Pesta Seks dengan 7 Pria !
- Perlu Waktu 3 Bulan Untuk Mengantri Gigolo !
- Pria Pamerkan Adegan Seks di Facebook ( Heboh ) !
- Situs Seks Online Booming di Malaysia !
- Pelecehan Seksual Gadis Dibawah Umur !
- Mahasiswi Kedokteran Nyaris Ditelanjangi Security !
- Rekor Pemerkosaan Yang Tidak Lazim !
- Kronologi Pemerkosaan di Kebayoran Lama !
- 6 Situs Porno Yang Paling Banyak Diakses di Indonesia !
No comments:
Post a Comment