MENJADI GURU SUPER, EXCELLENT,ATAU GOOD ?
Oleh SUTRISNO, S.Pd, MM
Mengajar adalah profesi yang paling indah di dunia. Sebagai guru,
tentunya kita sudah memberikan kontribusi langsung dan terukur bagi
bangsa kita dan bagi dunia dengan membantu anak-anak muda mengenal
pengetahuan dan keterampilan. Mengajar memberikan tantangan dan
sekaligus kesempatan yang tidak pernah habis untuk berkembang. Setiap
mengajar, kita akan diuji keterampilan komunikasi interpersonal kita,
pengetahuan akademis, ataupun kemampuan kepemimpinan kita. Kita
berkesempatan sebagai seorang guru untuk membagi gairah belajar kepada
generasi muda. Jika kita adalah seorang guru yang baik, kita juga akan
memberikan inspirasi, motivasi, dan tantangan kepada generasi muda ini
untuk mengembangkan bakat dan kekuatan individu mereka; dan akan
merasakan kegembiraan yang tiada bandingnya ketika salah satu dari
mereka menyadari kita telah banyak memberikan kepada mereka dan mereka
akan kembali ke kelas kita untuk memeluk dan berterima kasih dengan
haru dan kita pun juga akan menangis dengan haru. Kemudian kita akan
pulang dan berbagi rasa ini dengan keluarga dan teman-teman. Ketika
kita akan berangkat tidur di malam hari, hal terakhir yang ada dalam
pikiran kita adalah saya telah melakukan hal yang baik. Saya telah
membantu anak menjadi orang dewasa yang sukses. Pada malam itu kita
akan tidur dengan mimpi yang terindah.
Menurut LouAnne Johnson, guru terbagi dalam tiga rasa dasar – super,
excellent, dan good. Rasa apa yang kita inginkan sebagai guru
tergantung pada personal kita, hubungan pertemanan, tujuan
professional, dan prioritas individu. Sebelum kita memulai mengajar,
pikirkanlah dengan serius berapa banyak waktu, dan energi emosional
yang dapat kita berikan untuk bekerja di luar rumah. Putuskanlah apa
yang penting buat kita dan aspek-aspek yang diperioritaskan dalam
hidup kita. Apakah anak-anak kita, orang tua, pasangan kita akan
merasa diabaikan jika kita menghabiskan waktu senggang dengan membuat
rencana mengajar atau membimbing murid ? Berapa banyak energi
emosional yang akan kita simpan sepanjang hari agar kita memiliki
jumlah yang cukup tersisa untuk keluarga kita di malam hari ? Akankah
kita merasa nyaman membimbing murid dalam masalah pribadi atau akan
memberikan masalah-masalah itu kepada orang tua/ wali siswa ? Tentunya
tidak ada jawaban yang benar atau salah untuk pertanyaan-pertanyaan
tadi, tetapi jika kita tahu jawabannya sebelum kita mulai mengajar,
kita akan menjadi guru yang lebih bahagia, dan instruktur yang lebih
sukses. Tidak semua orang dapat atau harus menjadi guru super.
Sangatlah diterima guru yang excellent atau good, tapi yang jelas
mengajar yang buruk sangatlah tidak akan pernah diterima.
Mengajar dengan super membutuhkan energi fisik, emosi, dan mental yang
sangat tinggi. Guru-guru super biasanya tiba di sekolah lebih awal dan
pulang paling akhir. Mereka juga menghadiri seminar dan melanjutkan
kuliah pendidikan, sukarelawan bagi kegiatan murid, dan memberikan
diri mereka bagi murid-murid yang membutuhkan bantuan ekstra di dalam
maupun di luar kelas. Karena guru super menikmati hubungan yang solid
dengan para muridnya, mereka tidak harus berfokus pada berapa banyak
waktu atau energi untuk menerapkan disiplin di kelas-kelas mereka.
Sebaliknya, ada pasang surut dalam proses memberi dan menerima, di
mana rasa mengajar sama seperti para pelari merasakan sensasi
ketagihan untuk berlari. Maka sangat disayangkan jika mereka bukan
orang luar biasa dengan cadangan energi yang mengagumkan atau jika
mereka tidak berusaha meremajakan diri mereka sendiri secara teratur,
para guru super mungkin akan sangat lelah.
Mengajar dengan super membutuhkan dukungan fisik dan mental yang
sangat besar, tergantung dari anggaran anda, yang jelas akan menyerap
pula sejumlah uang. Bagi anda yang belum menikah hal tersebut mungkin
tidak terlalu bermasalah, dan tentunya akan membaktikan seluruh energi
untuk mengajar. Tetapi bagi anda yang sudah menikah dan memiliki tiga
anak kecil mungkin tidak akan dan tidak dapat mencurahkan energi yang
sangat besar itu untuk menjadi guru super. Memiliki anak berapapun
bukan berarti larangan atau halangan untuk menjadi guru super, ini
artinya anda harus memastikan bahwa keluarga anda memahami dan
mendukung pilihan mengajar anda. Jika anda memiliki anak-anak yang
dapat menyesuaikan diri dengan baik, dapat memotivasi diri sendiri dan
hormat pada anda dan pasangan anda, jika pasangan anda mendukung
tujuan-tujuan karier anda, dan jika anda memiliki tingkat energi yang
tinggi, maka anda kemungkinan dapat mengatasi stress yang terjadi
dalam mengajar secara super. Tetapi jangan memaksakan diri sendiri,
jika anda tidak dapat menjadi seorang yang luar biasa. Menjadi guru
yang excellent atau good adalah pencapaian yang sesungguhnya.
Guru yang excellent menikmati pekerjaan mereka, tetapi mereka
membatasi jumlah waktu dan energi yang mereka baktikan untuk mengajar.
Mereka peduli dan melakukkan yang terbaik bagi para murid mereka –
tetapi tidak mengorbankan kebutuhan keluarga mereka sendiri. Para guru
excellent juga bekerja lembur karena untuk mengajar yang baik
dibutuhkan sejumlah waktu lembur yang tidak dibayar (seperti memeriksa
pekerjaan murid, membuat rencana mengajar, dan mengawasi karya
wisata), tetapi mereka membatasi batas waktu lembur yang mau mereka
kerjakan.
Mengajar dengan excellent membutuhkan pengeluaran energi yang
lebih sedikit dibandingkan dengan mengajar super, tetapi mengajar
dengan excellent tetap dapat membuat anda lelah jika anda tidak
hati-hati, berikan waktu untuk menjaga diri anda sendiri dan keluarga
anda. Bahkan anda juga harus menjelaskan kepada teman dan keluarga
bahwa pekerjaan anda adalah perioritas utama dan anda harus
menghabiskan malam-malam dan akhir pekan anda untuk mengembangkan
pelajaran dan keterampilan.
Guru yang good mengerjakan pekerjaan mereka dengan baik, tetapi mereka
memahami batasan mereka sendiri. Mereka membuat batasan yang sangat
jelas antara profesionalitas dan waktu pribadi. Mereka memperlakukan
murid mereka dengan rasa hormat dan mereka melakukan yang terbaik
untuk memastikan bahwa semua murid mempelajari materi yang
diisyaratkan untuk tingkat pendidikan selanjutnya, tetapi mereka
tidak merasa berkewajiban untuk menyelamatkan murid-muridnya satu per
satu. Guru-guru yang good tiba di sekolah cukup awal untuk menyiapkan
diri, tetapi mereka tidak menawarkan kunjungan ke rumah mereka atau
tidak juga waktu istirahat mereka. Mereka juga tidak menghabiskan
waktu mereka setelah jam pelajaran untuk bincang-bincang informal atau
sesi-sesi konseling. Mereka mengunci pintu bagi kelas-kelas mereka
pada malam hari, dan fokus pada kehidupan mereka sendiri, pendidikan
mereka sendiri, hobi, teman, dan keluarga mereka. Dengan menciptakan
batasan yang jelas antara kehidupan pribadi dengan kehidupan
professional mereka, para guru yang good memelihara energi emosional
dan mental mereka. Sebagai akibatnya, mereka seringkali menikmati
karir mengajar yang menarik dan panjang, mereka adalah guru yang
dengan sedihnya melambaikan tangan perpisahan kepada para guru yang
super dan excellent yang telah menilai terlalu tinggi sumber daya
personal mereka dan meledak setelah beberapa tahun mengajar dengan
kecepatan tinggi.
Tanpa memandang apakah anda memilih untuk menjadi seorang guru yang
super, excellent atau good, anda tetaplah seorang yang memberikan
kontribusi kepada masyarakat dan menjalankan tugas mulia, dan
memberikan pembentukan masa depan negara kita. Selain diri kita
sendiri, murid anda, dan beberapa pengawas, tak seorang pun yang tahu
berapa banyak energi yang anda abdikan bagi pekerjaan anda. Tetapi,
kita menjadi guru bukanlah untuk mendapat penghargaan dari orang
banyak. Kita mengajar bukan untuk keinginan gengsi, tetapi kita
mengajar karena kita yakin bahwa ini adalah hal yang penting.
Perumpamaan mengajar adalah seperti berlari marathon dalam kegelapan
sendirian. Tidak banyak yang tahu apa yang sedang anda lakukan, dan
mereka yang tahu tidak memberikan perhatian – tetapi kealpaan mereka
tidak membuat anda menjadi lambat. Anda tetap dapat menikmati kepuasan
dan kegembiraan akan selesainya pertandingan, di mana andalah pemenang
yang sesungguhnya.
*) Penulis adalah Guru Biologi SMA Pasundan 1 Tasikmalaya dan Ketua LITBANG
Persaudaraan Guru Sejahtera Indonesia (PGSI) Kota Tasikmalaya
Curiculum Vitae Penulis :
Nama : Sutrisno, S.Pd, MM
NIP. : 19741215 200701 1 009
Pangkat/ Gol. : Penatar Muda Tk. 1/ III/b
Unit Kerja : SMA Pasundan 1 Kota Tasikmalaya
Alamat : Jl. Lengkong Tengah 88 RT. 03 RW. 02 Kel. Lengkongsari Kec. Tawang
Kota Tasikmalaya kode pos 46111
E-mail : trisnoreni@yahoo.co.id , HP. 085223837748 Tlp. 0265 - 320223
Oleh SUTRISNO, S.Pd, MM
Mengajar adalah profesi yang paling indah di dunia. Sebagai guru,
tentunya kita sudah memberikan kontribusi langsung dan terukur bagi
bangsa kita dan bagi dunia dengan membantu anak-anak muda mengenal
pengetahuan dan keterampilan. Mengajar memberikan tantangan dan
sekaligus kesempatan yang tidak pernah habis untuk berkembang. Setiap
mengajar, kita akan diuji keterampilan komunikasi interpersonal kita,
pengetahuan akademis, ataupun kemampuan kepemimpinan kita. Kita
berkesempatan sebagai seorang guru untuk membagi gairah belajar kepada
generasi muda. Jika kita adalah seorang guru yang baik, kita juga akan
memberikan inspirasi, motivasi, dan tantangan kepada generasi muda ini
untuk mengembangkan bakat dan kekuatan individu mereka; dan akan
merasakan kegembiraan yang tiada bandingnya ketika salah satu dari
mereka menyadari kita telah banyak memberikan kepada mereka dan mereka
akan kembali ke kelas kita untuk memeluk dan berterima kasih dengan
haru dan kita pun juga akan menangis dengan haru. Kemudian kita akan
pulang dan berbagi rasa ini dengan keluarga dan teman-teman. Ketika
kita akan berangkat tidur di malam hari, hal terakhir yang ada dalam
pikiran kita adalah saya telah melakukan hal yang baik. Saya telah
membantu anak menjadi orang dewasa yang sukses. Pada malam itu kita
akan tidur dengan mimpi yang terindah.
Menurut LouAnne Johnson, guru terbagi dalam tiga rasa dasar – super,
excellent, dan good. Rasa apa yang kita inginkan sebagai guru
tergantung pada personal kita, hubungan pertemanan, tujuan
professional, dan prioritas individu. Sebelum kita memulai mengajar,
pikirkanlah dengan serius berapa banyak waktu, dan energi emosional
yang dapat kita berikan untuk bekerja di luar rumah. Putuskanlah apa
yang penting buat kita dan aspek-aspek yang diperioritaskan dalam
hidup kita. Apakah anak-anak kita, orang tua, pasangan kita akan
merasa diabaikan jika kita menghabiskan waktu senggang dengan membuat
rencana mengajar atau membimbing murid ? Berapa banyak energi
emosional yang akan kita simpan sepanjang hari agar kita memiliki
jumlah yang cukup tersisa untuk keluarga kita di malam hari ? Akankah
kita merasa nyaman membimbing murid dalam masalah pribadi atau akan
memberikan masalah-masalah itu kepada orang tua/ wali siswa ? Tentunya
tidak ada jawaban yang benar atau salah untuk pertanyaan-pertanyaan
tadi, tetapi jika kita tahu jawabannya sebelum kita mulai mengajar,
kita akan menjadi guru yang lebih bahagia, dan instruktur yang lebih
sukses. Tidak semua orang dapat atau harus menjadi guru super.
Sangatlah diterima guru yang excellent atau good, tapi yang jelas
mengajar yang buruk sangatlah tidak akan pernah diterima.
Mengajar dengan super membutuhkan energi fisik, emosi, dan mental yang
sangat tinggi. Guru-guru super biasanya tiba di sekolah lebih awal dan
pulang paling akhir. Mereka juga menghadiri seminar dan melanjutkan
kuliah pendidikan, sukarelawan bagi kegiatan murid, dan memberikan
diri mereka bagi murid-murid yang membutuhkan bantuan ekstra di dalam
maupun di luar kelas. Karena guru super menikmati hubungan yang solid
dengan para muridnya, mereka tidak harus berfokus pada berapa banyak
waktu atau energi untuk menerapkan disiplin di kelas-kelas mereka.
Sebaliknya, ada pasang surut dalam proses memberi dan menerima, di
mana rasa mengajar sama seperti para pelari merasakan sensasi
ketagihan untuk berlari. Maka sangat disayangkan jika mereka bukan
orang luar biasa dengan cadangan energi yang mengagumkan atau jika
mereka tidak berusaha meremajakan diri mereka sendiri secara teratur,
para guru super mungkin akan sangat lelah.
Mengajar dengan super membutuhkan dukungan fisik dan mental yang
sangat besar, tergantung dari anggaran anda, yang jelas akan menyerap
pula sejumlah uang. Bagi anda yang belum menikah hal tersebut mungkin
tidak terlalu bermasalah, dan tentunya akan membaktikan seluruh energi
untuk mengajar. Tetapi bagi anda yang sudah menikah dan memiliki tiga
anak kecil mungkin tidak akan dan tidak dapat mencurahkan energi yang
sangat besar itu untuk menjadi guru super. Memiliki anak berapapun
bukan berarti larangan atau halangan untuk menjadi guru super, ini
artinya anda harus memastikan bahwa keluarga anda memahami dan
mendukung pilihan mengajar anda. Jika anda memiliki anak-anak yang
dapat menyesuaikan diri dengan baik, dapat memotivasi diri sendiri dan
hormat pada anda dan pasangan anda, jika pasangan anda mendukung
tujuan-tujuan karier anda, dan jika anda memiliki tingkat energi yang
tinggi, maka anda kemungkinan dapat mengatasi stress yang terjadi
dalam mengajar secara super. Tetapi jangan memaksakan diri sendiri,
jika anda tidak dapat menjadi seorang yang luar biasa. Menjadi guru
yang excellent atau good adalah pencapaian yang sesungguhnya.
Guru yang excellent menikmati pekerjaan mereka, tetapi mereka
membatasi jumlah waktu dan energi yang mereka baktikan untuk mengajar.
Mereka peduli dan melakukkan yang terbaik bagi para murid mereka –
tetapi tidak mengorbankan kebutuhan keluarga mereka sendiri. Para guru
excellent juga bekerja lembur karena untuk mengajar yang baik
dibutuhkan sejumlah waktu lembur yang tidak dibayar (seperti memeriksa
pekerjaan murid, membuat rencana mengajar, dan mengawasi karya
wisata), tetapi mereka membatasi batas waktu lembur yang mau mereka
kerjakan.
Mengajar dengan excellent membutuhkan pengeluaran energi yang
lebih sedikit dibandingkan dengan mengajar super, tetapi mengajar
dengan excellent tetap dapat membuat anda lelah jika anda tidak
hati-hati, berikan waktu untuk menjaga diri anda sendiri dan keluarga
anda. Bahkan anda juga harus menjelaskan kepada teman dan keluarga
bahwa pekerjaan anda adalah perioritas utama dan anda harus
menghabiskan malam-malam dan akhir pekan anda untuk mengembangkan
pelajaran dan keterampilan.
Guru yang good mengerjakan pekerjaan mereka dengan baik, tetapi mereka
memahami batasan mereka sendiri. Mereka membuat batasan yang sangat
jelas antara profesionalitas dan waktu pribadi. Mereka memperlakukan
murid mereka dengan rasa hormat dan mereka melakukan yang terbaik
untuk memastikan bahwa semua murid mempelajari materi yang
diisyaratkan untuk tingkat pendidikan selanjutnya, tetapi mereka
tidak merasa berkewajiban untuk menyelamatkan murid-muridnya satu per
satu. Guru-guru yang good tiba di sekolah cukup awal untuk menyiapkan
diri, tetapi mereka tidak menawarkan kunjungan ke rumah mereka atau
tidak juga waktu istirahat mereka. Mereka juga tidak menghabiskan
waktu mereka setelah jam pelajaran untuk bincang-bincang informal atau
sesi-sesi konseling. Mereka mengunci pintu bagi kelas-kelas mereka
pada malam hari, dan fokus pada kehidupan mereka sendiri, pendidikan
mereka sendiri, hobi, teman, dan keluarga mereka. Dengan menciptakan
batasan yang jelas antara kehidupan pribadi dengan kehidupan
professional mereka, para guru yang good memelihara energi emosional
dan mental mereka. Sebagai akibatnya, mereka seringkali menikmati
karir mengajar yang menarik dan panjang, mereka adalah guru yang
dengan sedihnya melambaikan tangan perpisahan kepada para guru yang
super dan excellent yang telah menilai terlalu tinggi sumber daya
personal mereka dan meledak setelah beberapa tahun mengajar dengan
kecepatan tinggi.
Tanpa memandang apakah anda memilih untuk menjadi seorang guru yang
super, excellent atau good, anda tetaplah seorang yang memberikan
kontribusi kepada masyarakat dan menjalankan tugas mulia, dan
memberikan pembentukan masa depan negara kita. Selain diri kita
sendiri, murid anda, dan beberapa pengawas, tak seorang pun yang tahu
berapa banyak energi yang anda abdikan bagi pekerjaan anda. Tetapi,
kita menjadi guru bukanlah untuk mendapat penghargaan dari orang
banyak. Kita mengajar bukan untuk keinginan gengsi, tetapi kita
mengajar karena kita yakin bahwa ini adalah hal yang penting.
Perumpamaan mengajar adalah seperti berlari marathon dalam kegelapan
sendirian. Tidak banyak yang tahu apa yang sedang anda lakukan, dan
mereka yang tahu tidak memberikan perhatian – tetapi kealpaan mereka
tidak membuat anda menjadi lambat. Anda tetap dapat menikmati kepuasan
dan kegembiraan akan selesainya pertandingan, di mana andalah pemenang
yang sesungguhnya.
*) Penulis adalah Guru Biologi SMA Pasundan 1 Tasikmalaya dan Ketua LITBANG
Persaudaraan Guru Sejahtera Indonesia (PGSI) Kota Tasikmalaya
Curiculum Vitae Penulis :
Nama : Sutrisno, S.Pd, MM
NIP. : 19741215 200701 1 009
Pangkat/ Gol. : Penatar Muda Tk. 1/ III/b
Unit Kerja : SMA Pasundan 1 Kota Tasikmalaya
Alamat : Jl. Lengkong Tengah 88 RT. 03 RW. 02 Kel. Lengkongsari Kec. Tawang
Kota Tasikmalaya kode pos 46111
E-mail : trisnoreni@yahoo.co.id , HP. 085223837748 Tlp. 0265 - 320223
No comments:
Post a Comment