Mengenang Heroisme Grup Musik Klasik di Dek Kapal Titanic

Mengenang Heroisme Grup Musik Klasik di Dek Kapal Titanic:
http://kliping-dunia.blogspot.com

Dalam film Titanic, sebuah grup musik bermain
biola tepat saat kepanikan terjadi di dek kapal. Dalam perayaan 100 tahun
tenggelamnya Titanic, 8 musisi asal New York akan mengenang kembali kejadian
ini di tempat yang sama.


Bagi Anda yang pernah menonton film Titanic,
masih ingatkah adegan itu? Ketika para penumpang kalang-kabut menyelamatkan
diri, sebuah grup musik dengan tenang memainkan biola dan violin, melantunkan
musik klasik. Bukannya tanpa sebab sang sutradara James Cameron memasukkan
adegan ini. Karena sebenarnya, grup musik ini benar-benar ada saat Titanic
tenggelam tahun 1912 silam.

Waktu itu, ada 8 orang musisi yang tak saling
kenal. Semuanya berada di dek kelas dua, yang terpisah jauh dari dek kelas
satu. Saat kepanikan mulai terjadi, salah satu musisi bernama Wallace Hartley
mengumpulkan semuanya dalam usaha gagah berani dalam menenangkan penumpang.
Wah..

Awalnya mereka bermain di dalam ruangan, di
dek kelas dua. Saat para penumpang berbondong-bondong menuju dek atas, mereka
pun melakukan hal yang sama. Jadilah mereka bermain musik klasik di dek atas
kapal Titanic, berharap semua orang akan tenang ketika mendengar lantunan musik
klasik.

Dilansir dari situs nypost, hal inilah yang
menggerakkan 8 orang musisi asal New York untuk mengenang kembali sikap heroik
tersebut. Delapan musisi ini pun tak saling kenal. Hingga akhirnya mereka
berkumpul dan memberi nama grupnya: The Unfinished. Sama ironisnya dengan lagu
yang dimainkan mendiang 8 musisi yang ikut tenggelam bersama Titanic.

Rencananya grup ini akan bermain biola dan
violin pukul 02.20 esok hari waktu setempat, tepat saat kapal Titanic tenggelam
sepenuhnya ke dalam air. Mereka akan melakukan hal ini di atas dek Titanic
Memorial Cruise, yang berangkat dari Kota New York, AS. Pada pukul 02.20 itu,
kapal memorial Titanic sedang berada di titik tenggelam kapal Titanic yang
asli.

"Ini menyeramkan. Benar-benar mengerikan
saat memikirkan kami bermain musik tepat di titik para korban Titanic
tenggelam," kata Andrew Mayer, salah satu pemain violin kepada situs
nypost.

Kemarin siang, The Unfinished telah melakukan
persiapan di dek atas kapal. Mereka dihadapkan dengan kenyataan yang cukup
pahit: dingin yang menggigit kulit saat mereka nanti bermain pada pagi buta, di
tengah Samudera Atlantik. Disinyalir, suhu udara pagi hari di bawah 10 derajat
Celcius.

Tapi, hal itu tak mengurungkan niat kedelapan
musisi untuk meneruskan perjuangan mereka. Seperti kata Mayer, "Hal itu
pasti lebih buruk bagi mereka (yang meninggal dalam tragedi Titanic). Saya
bahkan tidak bisa membayangkan betapa dinginnya."

Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment