Berikut 25 Kata yang Wajib Dikuasai Balita




KHD - Berikut 25 Kata yang Wajib Dikuasai Balita - Bagi bayi, belajar bicara merupakan bagian penting dalam proses pertumbuhannya. Keterlambatan berbicara bisa jadi petanda bahwa anak memiliki masalah pada pendengaran, atau bisa juga mengalami autisme.

Ada 310 daftar kata yang wajib dikuasai balita. Kata-kata ini menjadi pedoman yang mengindikasikan anak tidak memiliki masalah pengembangan bahasa.

Dari daftar itu, peneliti menyusun 25 kata yang paling umum diucapkan bayi yang baru belajar bicara: mama, ayah, bayi, susu, jus, hello, bola, iya, tidak, anjing, kucing, hidung, pisang, biskuit, mobil, panas, terima kasih, mandi, sepatu, topi, buku, lagi, hilang, dan bye.

Berdasar hasil survei yang menyertai penelitian itu, balita menguasai rata-rata 150 kata. Namun, balita yang hanya mengetahui 75-225 kata sudah dapat dikatakan normal.

"Jika balita tidak menggunakan sebagaian besar kata-kata tersebut pada usia dua tahun, maka mereka kemungkinan akan terlambat berbicara," ujar Professor Leslie Rescorla, yang menciptakan versi pengujian ini.

Jangan langsung panik dengan penelitian tersebut. Sebab, sekitar tiga per empat balita yang terlambat bicara, terjadi karena terlambat belajar bicara.

Hanya, jika anak masih berjuang pada daftar kata-kata tersebut hingga usia 2,5 tahun, orangtua harus mempertimbangkan agar anak mereka mendapatkan terapi bicara. Jangan menunggu hingga usia tiga tahun.

Kosakata yang terbatas pada usia dua tahun dapat menjadi petanda masalah lainnya seperti tuli, autis, bahkan dyslexia.

Menginjak usia remaja, kemampuan bahasa anak yang terlambat belajar, juga sedikit di belakang anak balita yang berbicara lebih baik. Anak-anak yang terlambat belajar bicara cenderung memiliki masalah pada memori verbal, seperti mendengarkan kata-kata, kalimat, angka, dan akan kesulitan mengulanginya kembali.

Interaksi yang nyata antara orangtua dan anak sangat penting dalam hal ini. Karena interaksi tersebut dapat membantu anak memcahkan kode berbicara. TV dan radio tidak dapat menggantikan peran orangtua.

Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment