Selain kekayaan seni dan budaya, Indonesia dikenal memiliki keragaman kuliner yang membuat lidah bergoyang. Sate, nasi goreng, nasi padang, nasi rames, dan rendang adalah sederet sajian nusantara yang sohor di mancanegara.
"Di Belanda, ada hampir 1.000 restoran yang menyajikan masakan Indonesia. Di New York, nasi padang dan nasi rames yang paling berkembang dan dikenal," kata Dirjen Kerja Sama ASEAN, Djauhari Oratmangun, dalam sebuah perbincangan pekan lalu. "Di Eropa, banyak restoran Indonesia masuk dalam daftar restoran terbaik."
Chef Yonki Gunawan, koordinator Indonesian Chef Association (ICA), sepakat bahwa banyak masakan Indonesia yang dikenal masyarakat dunia. "Masakan Indonesia yang paling dikenal rendang dan nasi goreng. Kue yang paling dikenal lapis legis dan roti bluder, yang justru dipopulerkan orang-orang Belanda," ujarnya.
Makanan Indonesia
Mengandalkan kekuatan rempah, Masakan Indonesia kerap mendapat klaim sebagai sajian paling berbumbu ke-2 setelah India. Kelihaian memadukan rempah inilah yang kemudian menjadikan masakan Indonesia terkesan unik dan sulit ditiru.
Tak berlebihan jika kuliner nusantara mendapat perhatian serius agar lestari. Promosi tak boleh putus agar kuliner nusantara tak 'dicuri' bangsa lain. Salah satu promosi yang efektif antara lain melalui keterlibatan di festival kuliner internasional.
"Kami sering ikut festival makanan internasional di luar negeri, biasanya dilakukan oleh teman-teman dari kedutaan. Terakhir kita ikut festival masakan internasional di Thailand," ujar Djauhari.
Keikutsertaan festival makanan internasional menjadi penting di tengah menjamurnya restoran-restoran yang menyajikan masakan internasional di tanah air, serta banyaknya chef-chef internasional yang datang untuk mempelajari kuliner nusantara. Ini bisa menjadi ancaman jika kita enggan melestarikannya.
Meski demikian, Djauhari optimistis bahwa masakan Indonesia akan tetap dikenal sebagai masakan khas Indonesia, tanpa takut 'dicuri' negara lain. "Memang mendaftarkan pada UNESCO sangat perlu, tapi yang paling penting adalah kita melestarikannya dan mempromosikannya sebagai bagian dari budaya Indonesia," ucapnya.
Selain selalu ikut serta dalam festival masakan internasional di luar negeri, kementrian luar negeri juga berusaha mengadakan festival kuliner internasional di tanah air. Tujuannya, menyebarkan budaya kepada masyarakat Indonesia dan perwakilan negara lain.
Festival terdekat adalah 'ASEAN Plus Culinary Festival' yang akan diadakan di La Piazza Kelapa Gading, 16-18 September mendatang. Selain menu-menu nusantara yang kaya rempah, festival juga menyajikan masakan dari negara-negara ASEAN dan mitra dialognya seperti China, Jepang, Pakistan, New Zealand, dan India.
Terlepas niat melestarikan makanan tradisional masing-masing negara, festival kuliner internasional juga bertujuan semakin mempererat hubungan masyarakat dunia. Mungkin istilahnya, dari perut naik ke hati. "Rasa cinta bisa datang dari makanan," ujar Djauhari.
Source : Makanan Indonesia
"Di Belanda, ada hampir 1.000 restoran yang menyajikan masakan Indonesia. Di New York, nasi padang dan nasi rames yang paling berkembang dan dikenal," kata Dirjen Kerja Sama ASEAN, Djauhari Oratmangun, dalam sebuah perbincangan pekan lalu. "Di Eropa, banyak restoran Indonesia masuk dalam daftar restoran terbaik."
Chef Yonki Gunawan, koordinator Indonesian Chef Association (ICA), sepakat bahwa banyak masakan Indonesia yang dikenal masyarakat dunia. "Masakan Indonesia yang paling dikenal rendang dan nasi goreng. Kue yang paling dikenal lapis legis dan roti bluder, yang justru dipopulerkan orang-orang Belanda," ujarnya.
Makanan Indonesia
Mengandalkan kekuatan rempah, Masakan Indonesia kerap mendapat klaim sebagai sajian paling berbumbu ke-2 setelah India. Kelihaian memadukan rempah inilah yang kemudian menjadikan masakan Indonesia terkesan unik dan sulit ditiru.
Tak berlebihan jika kuliner nusantara mendapat perhatian serius agar lestari. Promosi tak boleh putus agar kuliner nusantara tak 'dicuri' bangsa lain. Salah satu promosi yang efektif antara lain melalui keterlibatan di festival kuliner internasional.
"Kami sering ikut festival makanan internasional di luar negeri, biasanya dilakukan oleh teman-teman dari kedutaan. Terakhir kita ikut festival masakan internasional di Thailand," ujar Djauhari.
Keikutsertaan festival makanan internasional menjadi penting di tengah menjamurnya restoran-restoran yang menyajikan masakan internasional di tanah air, serta banyaknya chef-chef internasional yang datang untuk mempelajari kuliner nusantara. Ini bisa menjadi ancaman jika kita enggan melestarikannya.
Meski demikian, Djauhari optimistis bahwa masakan Indonesia akan tetap dikenal sebagai masakan khas Indonesia, tanpa takut 'dicuri' negara lain. "Memang mendaftarkan pada UNESCO sangat perlu, tapi yang paling penting adalah kita melestarikannya dan mempromosikannya sebagai bagian dari budaya Indonesia," ucapnya.
Selain selalu ikut serta dalam festival masakan internasional di luar negeri, kementrian luar negeri juga berusaha mengadakan festival kuliner internasional di tanah air. Tujuannya, menyebarkan budaya kepada masyarakat Indonesia dan perwakilan negara lain.
Festival terdekat adalah 'ASEAN Plus Culinary Festival' yang akan diadakan di La Piazza Kelapa Gading, 16-18 September mendatang. Selain menu-menu nusantara yang kaya rempah, festival juga menyajikan masakan dari negara-negara ASEAN dan mitra dialognya seperti China, Jepang, Pakistan, New Zealand, dan India.
Terlepas niat melestarikan makanan tradisional masing-masing negara, festival kuliner internasional juga bertujuan semakin mempererat hubungan masyarakat dunia. Mungkin istilahnya, dari perut naik ke hati. "Rasa cinta bisa datang dari makanan," ujar Djauhari.
Source : Makanan Indonesia
No comments:
Post a Comment